JAKARTA - Dalam postur RAPBN 2016, pemerintah menargetkan nilai tukar Rupiah sebesar Rp13.400 per USD. Level tersebut dianggap posisi paling realistis.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memandang angka tersebut merupakan level target yang paling aman. Pasalnya, tekanan terhadap Rupiah masih sangat besar, baik sentimen negatif internal maupun eksternal.
"Karena potensi the Fed menaikkan suku bunga masih ada. Namun jika Rupiah ditargetkan melemah, kesannya pemerintah tidak mau bekerja keras. Tapi jika ditargetkan di bawah Rp13.000, nanti dianggap terlalu optimis dan tidak kredibel. Jadi angka Rp 13.400 itu adalah angka komprominya," ujar Tony kepada Okezone, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Menurutnya pemerintah nampaknya tidak ingin mengulang pengalaman sebelumnya. Dimana tahun lalu pemerintah menargetkan nilai tukar sebesar Rp12.500. Nyatanya saat ini Rupiah terus terpuruk, bahkan sempat tembus di level Rp13.800.
"Pemerintah agaknya sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Bahwa target yang terlalu optimis justru kontraproduktif bagi sentimen pasar," pungkasnya.
(Fakhri Rezy)