JAKARTA – Emiten peternakan ayam dan makanan siap saji, PT Sierad ProduceTbk (SIPD) mengakui, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini masih terus terjadi membuat perseroan membukukan kerugian.
Presiden Direktur PT Sierad ProduceTbk (SIPD) Eko Putro Sandjojo mengungkapkan, selama periode delapan bulan ke belakang, perseroan telah membukukan kerugian sekira Rp200 miliar.
“Selama delapan bulan, kami bukukan kerugian Rp200 miliar. Saya pikir industri sejenis enggak ada yang bukukan keuntungan,” ujarnya dalam acara Market Now iBCM, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Pasalnya, kata dia, hal tersebut terjadi dikarenakan sebanyak 50 persen dari biaya produksi perseroan seperti obat-obatan dan kacang kedelai masih diimpor dan masih berbentuk dolar AS.
Sementara itu, dia menjelaskan, perseroan juga mengalami kesulitan karena tidak dapat meneruskan produksi di tengah pelemahan Rupiah yang semakin mendalam. Sebab, peternak pun juga mengalami kesulitan dikarenakan harga ayam yang dijual berada di bawah cost production dan hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
“Kesulitan kita enggak bisa pass on karena peternak sendiri dalam keadaan kesulitan, karena harga ayam di bawah cost dan akan mempengaruhi kinerja perusahaan,” imbuh dia.
Akibatnya, kata dia, ditambah dengan pelemahan daya beli yang ada di masyarakat, volume penjualan perseroan pun tidak tercapai karena harga yang rendah tersebut.
“Dengan pelemahan daya beli, misalnya seperti harga komoditas kalau supply lebih besar, Sierad juga begitu tapi volume sales tidak tercapai karena harga rendah,” tandasnya.
(Widi Agustian)