BANDUNG - PADA awalnya, pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Namun, dengan berbagai perkembangan kehidupan saat ini, pangan tidak lagi hanya sekadar produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Pangan menjelma menjadi sebuah gaya hidup di masyarakat dan bertransformasi menjadi sebuah industri kuliner bahkan untuk negara ini menjadi slaah satu penyumbang PDB tertinggi dari industri kreatif.
Berbicara mengenai ragam variasi, jumlah kuliner asli tanah air tak terhitung banyaknya. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, diperkirakan ada lebih dari 5.300 makanan asli Indonesia.
Namun sayangnya, dengan jumlah yang begitu banyak ternyata dirasa belum ada kuliner asli nusantara yang menjadi ciri khas dan dikenal luas di dunia internasional, seperti Sushi dari Jepang atau Pizza dari Italia.
Sejumlah pakar kuliner menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan kuliner nusantara belum terlalu dikenal di dunia. Di antaranya, kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap potensi yang dimiliki serta kurangnya spirit entrepreneur. Padahal, minat masyarakat, baik domestik maupun asing terhadap kuliner nusantara sangatlah tinggi.
Tingginya minat masyarakat terhadap kuliner nusantara disadari betul oleh kakak beradik Veni Fitriani (32) dan Fadila Rahmalia (22) yang mencoba memanfaatkan potensi besar dari cita rasa nusantara. Dibalut dengan sentuhan teknologi dan menyesuaikan kehidupan masyarakat saat ini, ditangan dua bersaudara ini salah satu kuliner khas tanah minang mulai merambah pasar domestik.
Berawal dari keinginan mengubah pola pikir bahwa bersekolah atau mencari ilmu itu tidak hanya mengenai gengsi, sebagaimana yang ditanamkan sang ayah, kedua bersaudara ini mencoba melaksanakan wejangan tersebut dengan membuka usaha ayam pop kemasan berlabel Dapur Uni.
"Ilmu itu seharusnya membuka cakrawala berpikir Kita, sehingga Kita merasa bahagia dengan apa yang Kita tekuni saat ini," ujarnya di Bandung, dikutip dari PR Online.
Siapa sangka, bisnis kuliner yang mengangkat makanan khas asal Sumatera Barat itu berbuah manis. Bahkan, keduanya sering tak enak hati karena harus menolak permintaan. Terutama permintaan yang berasal dari wilayah Bandung. Padahal diungkapkan Veni permintaan dari luar kota cukup tinggi. Penolakan bukan tanpa alasan, keterbatasan sumber daya manusia dan pengemasan untuk sambel yang belum optimal menjadi alasan utama.
Namun kendala tersebut justru membuat keduanya kian tertantang untuk membuat produk kuliner instan yang prima. Terbukti, berbagai testimoni positif dari pelanggannya menjadi jaminan kualitas produk yang dihasilkan.
Mengawali kisahnya, Veni mengaku mendapatkan resep olahan ayam pop dari sang ibu. Kebiasaan sang ibu yang senang memasak makanan khas Padang, lambat laun tertular pada kedua bersaudara itu. Melalui sentuhan kreatif serta inovasi keduanya, resep turun temurun tersebut bermetamorfosa menjadi ayam pop yang lebih modern dan sesuai dengan cita rasa kontemporer. Bahkan dengan kehadiran produk yang dihasilkan, para pecinta kuliner tersebut tidak lagi mesti harus menyengajakan diri makan di rumah makan Padang.
“Konsepnya seperti produk instan karena memang dikemas dan untuk mengonsumsinya harus digoreng sekitar 20 detik. Akan tetapi, kami tetap memegang teguh bahwa produk yang dihasilkan murni mengandalkan rempah dan tidak menggunakan bahan pengawet agar tidak merusak cita rasa,” ucap Veni.
Kini, Veni dan Dila mulai menuai manis dari apa yang telah ditekuninya. Permintaan ayam pop baik dari perorangan maupun korporasi terus meningkat. Satu paket ayam pop berisi tiga potong ayam dijualnya dengan harga Rp 30.000, sedangkan ayam pop pejantan dijualnya seharga Rp 65.000.
Disinggung mengenai ketersediaan bahan baku, Veni mengaku tidak menemui masalah berarti. Pasalnya harga ayam terutama broiler di bulan Ramadan ini tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan. Kendala yang dijumpai hanya bagaimana mengemas sambal ayam pop agar lebih tahan lama apalagi mereka tidak menggunakan bahan pengawet dalam produknya.
"Mudah-mudahan ayam pop ini bisa memenuhi ekspektasi pelanggan sekaligus ikut melestarikan kuliner nusantara. Jadinya kami makin bersemangat lebih baik demi perut perut yang bahagia," ujar Veni seraya terkekeh.
(Amril Amarullah (Okezone))