JAKARTA – Penggunaan gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) jauh lebih irit. Bagi salah satu pelanggan industri jasa komersial, Hotel Fairmont Jakarta di kawasan Senayan, gas bumi jauh lebih efisien.
Pihak hotel memang menghitung dengan membandingkan penggunaan antara elpiji dan gas bumi. Elpiji sebesar 5 ribu ton digunakan untuk cadangan.
"Perbandingannya kalau dihitung masih agak murah PGN. Elpiji itu kan cuma buat back-up," kata Chief Engineer Hotel Fairmont Jakarta, Adi Nugroho.
Selain harga, ungkap Adi, banyak manfaat lainnya menggunakan gas bumi. Salah satunya, kemudahan dalam pengadaan pasokan gas.
"Kalau kita menggunakan elpiji untuk storage mahal, dan untuk safety kita harus melakukan sesuatu yang lebih pada elpiji," jelasnya.
Adi mencontohkan, setiap pengisian elpiji harus selalu ditunggu. Saat dioperasikan, lanjutnya, ada semacam alat untuk konversi dari elpiji ke bentuk yang mendekati gas.
"Kalau kalorinya berbeda harus mixing dengan udara supaya sama. Kalau tak sama akan mengubah setting dari semua alat yang ada di hotel. Disamakan dulu kalorinya untuk kalori sekian elpiji dikondisikan. Elpijinya dikondisikan seperti gas alam. Perlu alat tambahan," tegasnya.
Mengenai kualitas api, kata Adi, setelah dikonversi barulah api hasil gas elpiji berkualitas sama dengan gas bumi. "Supaya tak kelebihan atau kurang. Kalau langsung timbul bisa merah, enggak biru," katanya.
(Martin Bagya Kertiyasa)