JAKARTA - Menteri/Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyambangi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini. Pertemuan keduanya guna menyusun strategi jika Terusan Kra (Kra Cannal) yang memotong Semenanjung Thailand menjadi dibangun oleh Pemerintah China.
Seperti diketahui, China-Thailand Kra Infrastructure Investment and Development dan Asia Union Group pada 2015 menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk membangun Terusan Kra (Kra Canal). Rencana ini tentu akan memperkuat rute darat dan laut China menuju Eropa. China akan sangat diuntungkan karena ketika mereka mengimpor minyak dari Afrika dan Timur Tengah, harga angkutnya akan lebih rendah.
"Kita tadi bicara Kra Canal, lagi disusun strateginya gimana. Kita undang mereka (Bappenas) juga supaya mereka tahu," ujarnya saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Luhut menerangkan, rencana Pemerintah China ini belum tentu akan membuat Thailand serta merta setuju begitu saja. Meski di sisi lain China sangat menginginkan pembuatan Terusan Kra ini terealisasi. Untuk itu, Indonesia harus memperhitungkan sekaligus mengantisipasi jika Terusan Kra dibangun, apa saja dampak yang akan diberikan.
Namun, berdasarkan kajian tidak ada dampak yang berarti bagi Indonesia bila Terusan Kra ada, melainkan lebih memberi dampak negatif kepada Singapura. Sebab, pengiriman barang-barang dari China tidak akan lagi singgah di Singapura lantaran langsung memotong menuju Laut China Selatan.
"Bagus, karena dia harus singgah lewat Sabang. Jadi Sabang itu bisa berperan seperti Singapura. Tapi kita enggak ada barangnya. Sementara secara teori begitu (Singapura kurang diuntungkan). Tapi kita belum tahu, masih kaji pre elementary ya," tukasnya.
Sebagai informasi, Kra Isthmus adalah sungai sempit yang menghubungkan Teluk Thailand dan Laut Andaman. Namun, kepemilikan Kra Isthmus ini secara wilayah dibagi menjadi dua, bagian Timur milik Thailand, dan Myanmar. Kra Isthmus atau Tanah Genting Kra ini memiliki panjang 102 km dengan lebar tersempit.
(Martin Bagya Kertiyasa)