JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong ekspor produk makanan dan minuman Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus menjalin kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) dan melakukan komunikasi secara intensif.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda mengatakan, pihaknya akan terus memperkuat pasar produk mamin olahan Indonesia di Korsel. Karenanya, Kemendag akan terus menghimbau para pelaku usaha agar memperhatikan kualitas produk dan juga kemasan sebelum melakukan ekspor.
โPelaku usaha harus peka terhadap selera pasar yang dipengaruhi gaya hidup serta faktor, ekonomi, sosial, dan budaya. Tidak hanya kualitas produk, tapi kemasan juga berperan penting dalam memenangkan persaingan di pasar bebas, terutama untuk produk mamin olahan," ungkapnya di Hotel JW Mariot, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Kemendag pun rutin melakukan seminar mengenai pentingnya menjaga kualitas dan kemasan produk serta meningkatkan kualitas juga perlu dilakukan dalam memberikan kepercayaan kepada negara lain, khususnya Korsel yang sangat ketat dalam pengawasan produk maminnya.
"Korsel merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia, khususnya yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN-Korsel FTA. Nilai ekspor produk mamin olahan Indonesia ke Korsel cukup meningkat meski Korsel menempati urutan ke-14 negara tujuan ekspor produk mamin olahan Indonesia," jelasnya.
Dari data Kemendag, pada periode 2012-2016, tercatat tren pertumbuhan sebesar 7,65% atau USD66,2 juta pada 2012 menjadi USD94,1 juta pada 2016. Produk mamin olahan Indonesia unggulan yaitu biskuit, rumput Iaut, buah-buahan, wafel, wafer, kacang mete, permen, pasta dan udang.
(mrt)