JAKARTA - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut, saat ini Indonesia berada dalam titik darurat pemutusan hak kerja (PHK). Sebab, dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2017, sudah ada ribuan buruh yang terkena PHK.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, dari ribuan buruh yang terkena PHK, sektor retail merupakan yang paling banyak menyumbang angka PHK. Dia menuturkan, tutupnya seluruh gerai 7-Eleven menjadi penyumbang angka PHK terbesar dengan 6.000-an buruh.
Tak hanya 7-Eleven, berbagai retail lainnya seperti Hypermart, Giant, Hero, Lasso, Ramayana, Tiptop, hingga Matahari pun mulai menampakkan gejalanya. Beberapa perusahaan retail tersebut sudah mulai menutup beberapa gerai dan mengurangi beberapa karyawannya.
"7-eleven hampir 6.000, kemudian potensi sudah mulai terbaca Giant Hero yang menutup beberapa gerainya, lalu Ramayana, Matahari juga mulai mengurangi karyawannya," ujarnya di Kantor Pusat LBH, Jakarta, Senin (24/7/2017).
Industri garmen, tekstil, dan sepatu pun juga mulai menunjukkan gejalanya. Hanya saja, lanjut Said, pada industri ini metode PHK yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan metode pemutihan.
"Ini juga istilahnya seperti PHK juga, namun seperti penawaran pensiun dengan pesangon yang kecil. Jika tidak menerima, maka mereka kena PHK," jelasnya
Belum lagi buruh lain di pabrik keramik yang banyak menjadi korban PHK karena perusahaan tak kuat lagi menanggung harga gas industri yang terlampau mahal. Juga PHK di sektor pertambangan, seperti PT Freeport Indonesia dan PT Smelting.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)