JAKARTA - Di samping enam ruas tol yang akan diresmikan Kementerian PUPR, saat ini juga tengah dibangun jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated). Pembangunan jalan tol ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas Karawang–Bekasi–Jakarta dan sebaliknya.
Jalan tol Jakarta – Cikampek II sepanjang 36 kilometer ini, dibangun dengan investasi sebesar Rp16 triliun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Ranggi Sugiron Perkasa dan ditargetkan beroperasi pada 2019.
Pembangunan jalan tol Jakarta – Cikampek II terdiri dari sembilan seksi yaitu Seksi Cikunir-Bekasi Barat (2,99 kilometer), Seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur (3,63 kilometer), Seksi Bekasi Timur-Tambun (4,34 kilometer), Seksi Tambun-Cibitung (3,30 kilometer), Seksi Cibitung-Cikarang Utama (4,46 kilometer). Kemudian Seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat (2,72 kilometer), dan Seksi Cikarang Barat-Cibatu (3,16 kilometer), seksi Cibatu-Cikarang Timur (2,45 kilometer), dan seksi Cikarang Timur-Karawang Barat (9,79 kilometer).
Terkait kemacetan yang ditimbulkan akibat pembangunan jalan tol tersebut, Menteri Basuki mengungkapkan akan terus berkoordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas di sepanjang tol Jakarta –Cikampek.
"Saya kira perlu rekayasa lalu lintas dan koordinasi intensif dengan kepolisian, supaya kita bisa urai kemacetannya," tegas Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2017).
Dia menjelaskan, Indonesia terlambat meningkatkan kapasitas jalan tol dan infrastruktur lainnya (LRT dan kereta cepat). Kebetulan saat ini semua dikerjakan secara bersamaan.
“Namun demikian, gangguan selama pekerjaan ini timbul karena pemerintah melakukan upaya untuk mengatasi kemacetan. Secara etis, lebih bisa diterima dibandingkan kalau pemerintah diam saja. Setidaknya kita punya harapan bahwa ke depan (kondisinya) lebih baik," tutup Menteri Basuki.
(Dani Jumadil Akhir)