Korporasi ini memang perlu dilakukan seiring dengan disebarnya benih kepada para petani. Namun, pemberian benih dinilai percuma jika hanya digunakan pada skala kecik.
"Apalagi tanahnya hanya kecil-kecil, hanya 0,3 hektar, hanya 0,25 hektar, kalau kita tidak mengkonsentrasikan, bagaimana menaikkan keuntungan petani dengan nilai tukar petani yang selalu kita lihat. Enggak ada artinya yang namanya pupuk, enggak ada. Benih menjadi tidak ada artinya," ujar Jokowi.
Baca Juga: Belajar dari BUMR Pangan, Jokowi Ingin Pemasaran Produk Petani Dilakukan Online
Selama ini, sektor pertanian kerap kali terjebak pada budidaya sehingga belum berdampak besar terhadap keuntungan para petani. Jokowi pujian meminta paradigma ini harus diubah secara keseluruhan.
Untuk itu, petani harus disatukan dalam bentuk korporasi. Petani, dan peternak, hingga nelayan nantinya diharapkan dapat terlibat pada proses bisnis seperti pengemasan hingga penjualan.
"(Jika lahan yang dimiliki hanya) seperempat hektar, 0,3 hektare. Enggak mungkin sampai kapan pun. Percaya kepada saya. Harus mulai ada pemikiran-pemikiran besar ke arah itu. Paradigma itu harus dirubah total. Petani itu harus memiliki dari hulu sampai hilir. Proses itu harus kita siapkan, korporasi itu harus kita siapkan," demikian orasi Jokowi.