Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI: AS Tidak Akan Naikkan Suku Bunga Acuan dalam Waktu Dekat

Trio Hamdani , Jurnalis-Jum'at, 08 September 2017 |14:46 WIB
BI: AS Tidak Akan Naikkan Suku Bunga Acuan dalam Waktu Dekat
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Belakangan ini Rupiah mengalami tren penguatan terhadap USD. Berdasarkan kacamata Bank Indonesia (BI), hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tak sepesat yang sebelumnya diperkirakan.

"Kan kalau dilihat trennya itu mata uang itu kami bicara dari awal tahun itu kan ada kekhawatiran ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Akibat adanya perkiraan bahwa ekonomi AS tumbuh dengan pesat, maka muncul spekulasi kalau suku bunga AS akan naik dengan lebih cepat.

Baca Juga: Investor Ragukan Kenaikan Fed Rate, Dolar Bergerak Mixed

"Karena (ekonomi AS) diperkirakan lebih cepat dari perkiraan maka suku bunga AS naik lebih cepat dari perkiraan. Tapi kan ternyata ekonomi AS tumbuh bagus tapi tidak secepat perkiraan. Agak melandai. Inflasi di AS melandai di bawah 2%," jelasnya.

Awalnya, jelas Mirza, sejak awal tahun AS diduga bakal menaikan Fed Rate hingga naik 4-5 kali. Namun, sejauh ini AS baru menaikan suku bunga sebanyak 3 kali. Bahkan sejauh ini, pihaknya melihat bahwa AS agaknya sulit untuk kembali menaikan suku bunganya dalam waktu dekat.

"Desember nanti change untuk naik sudah 25 bps. Itu membuat dolar AS kurang menarik karena suku bunganya tidak jadi naik dan ekonomi AS tidak tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Itu semua membuat tren pembalikan, ekspektasi orang terhadap dolar AS. Dolar AS terhadap mata uang global menurun," lanjutnya.

Baca Juga: Yellen: Fed Rate Akan Terus Naik Secara Bertahap!

Melansir Bloomberg Dollar Index pagi ini, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate di pasar Asia menguat 22 poin atau 0,17% ke Rp13.285 per USD. Pagi ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp13.270-Rp13.297 per USD.

"Dolar yang awal tahun bisa mencapai 2,5%, tenor 10 tahun, sekarang trennya turun terus. Kemarin terakhir 2% sekian. Ini membuat USD melemah. Ya mata uang Indonesia dan emerging market menguat," tandasnya.

Sekadar menambahkan, merujuk data statistik Yahoofinance, Rupiah menguat 25 atau 0,19% menjadi Rp13.280 per USD. Adapun pergerakan harian Rupiah, berada di rentang Rp13.273 per USD hingga Rp13.305 per USD.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement