JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan proses imbal dagang (barter) pesawat tempur Sukhoi dengan komoditas antara Indonesia dan Rusia ditargetkan bisa selesai dalam bulan Februari. Nantinya, Kementerian Perdagangan akan bertanggung jawab untuk proses imbal dagang ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, hal ini setelah adanya kepastian dengan penandatanganan perjanjian pembelian Sukhoi antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan pihak Rusia.
Menurutnya, saat ini hanya pihaknya hanya menunggu penentuan komoditas yang diinginkan oleh Rusia. Pasalnya, Indonesia sudah menawarkan beberapa komoditas yang bisa di ekspor, sementara Rusia akan memilih sesuai kebutuhannya.
Baca Juga: Kontrak Pembelian Sukhoi Telah Diteken, Tapi Rusia Belum Tentukan Pilihan Komoditas
"Dalam waktu dekat (Rusia memilih komoditas). Harus segera, dalam bulan ini harus selesai," ungkapnya di Gedung Kemenperin, Senin (19/2/2018).
Oke menjelaskan imbal dagang ini berbeda dengan proses ekspor yang biasa dilakukan oleh Indonesia ke Rusia.
"Beda mekanisme ekspor ke Rusia dengan metode imbal dagang. Kalau imbal beli mereka harus membeli barangnya harus ada," tukas dia.
Baca Juga: Barter Sukhoi Rusia dengan Komoditas RI Berjalan Alot
Menurutnya, komoditas Indonesia yang akan diberikan ke Rusia sebagai barter total nilainya juga mencapai USD570 juta. Komoditas yang ditawarkan tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi segala bentuk komoditas yang dibutuhkan oleh Rusia.
"Pokoknya apapun, apa yang kita punya kita tawarkan. Karena gini, komoditi dipilih, jangan sampai kita tawarkan enggak bisa ekspor. Repot nanti," tukasnya.
(ulf)
(Dani Jumadil Akhir)