MALANG - Masyarakat Kota Malang kini bisa membuat sampah mereka menjadi uang melalui Bank Sampah Malang (BSM). Di mana nasabah bisa melakukan simpan pinjam dengan menggunakan sampah yang dikonversi menjadi uang.
Penanggung Jawab Bank Sampah Malang Kartika Ika Sari menjelaskan, setiap hari bank yang dikelolanya menerima 4,5 ton sampah. Ini hasil sampah dari 30 ribu nasabah yang terdata hingga Desember 2017.
Dengan jumlah nasabah ini perputaran arus kas mencapai Rp300 juta per bulan. Dengan total dana yang dihimpun, setidaknya untuk kuartal-II pasca Lebaran tahun 2017 sebesar Rp630 juta.
"Ini kita perhitungannya, enggak pakai bulan per Januari, tapi pakai hitung waktu per tahunnya per Lebaran. Jadi saat bulan puasa dana paling banyak ditarik bisa sampai Rp500 juta," ujar dia saat ditemui di lokasi, Selasa (20/2/2018).
Dia menjelaskan, ada 7 jenis tabungan, yakni tabungan Reguler, Lebaran, Pendidikan, Sembako, Kepedulian Sosial, Lingkungan, Asuransi Kesehatan. Namun yang paling diminati adalah jenis tabungan Lebaran, seperti deposito dengan jarak waktu 1 tahun.
"Reguler, pendidikan dan kepedulian sosial tidak terlalu banyak. 45% tabungan lebaran, sisanya lain-lain, campur," ucapnya.
Dari total 5,4 ton sampah yang masuk tiap harinya, kata dia, didominasi 60% sampah kertas, sedangkan 30% sampah plastik, selebihnya sampah jenis lain.
"Ini sebelum sampah dijual ke pabrik, yang plastik itu harus kita cacah dulu. 3-4 ton per minggu, karena 3-4 kali cacah. Karena sampah yang datang butuh waktu proses pemilahannya, pembersihannya," jelasnya.
Adapun nasabah ini terdiri dari nasabah individu dan kelompok atau yang biasa disebut unit. Nasabah individu merupakan nasabah perorangan yang langsung datang ke Bank Sampah Malang dengan dengan membawa sampah terpilah.
Sedangkan nasabah unit merupakan kelompok nasabah dari kelompok masyarakat dengan membentuk pengurus, dimana ada ketua sekretaris, dan bendahara. Ini dengan keharusan minimal 20 anggota dengan jumlah sampah minuman 50 kilogram saat diambil oleh pihak BSM, dimana jadwal pengambilan mengikuti ketentuan BSM.
"Kita punya 570 unit di Malang. Itu ada 200 yang instansi, ada 200 yang sekolah. Sekolah ini terdiri dari Universitas, SD, SMP, SMA," ujar dia.