JAKARTA - Mendekati hari raya, pemerintah harus mempersiapkan kestabilan harga bahan pokok di pasaran. Tentu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor.
Faktor kenaikan harga bahan pokok seperti bawang ditentukan karena cuaca di musim hujan yang tentunya mengurangi ketersedian tersebut. Selain faktor cuaca, perbedaan musim juga berpengaruh untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan pokok seperti beras dan garam.
Baca Juga: Harga Pangan Bisa Stabil, Begini Syaratnya
Permintaan jumlah kebutuhan bahan pokok terus mengalami peningkatan sesuai dengan jumlah permintaan dari masyarakat itu sendiri.
Sementara itu, pemerintah juga harus mengatasi permintaan tersebut, salah satunya dengan melakukan impor sesuai permintaan agar kebutuhan pokok terus tersedia dengan harga yang wajar. Tetapi, jika kebutuhan yang ada di Indonesia berlebih, pemerintah tentu akan melakukan ekspor.
"Yang paling penting kebutuhan pokok tersedia dengan harga yang wajar kalau berlebihan kita ekspor kalau kurang kita impor dan itu berjalan untuk menjaga harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah jadi harga acuan," ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Wapres pada Selasa (27/3/2018).
Baca Juga: Wawancara Khusus Mendag, Enggartiasto Ingin Ibu-Ibu Senang Harga Pangan Stabil saat Ramadan
Sementara itu, kenaikan sebagian harga bahan pokok tidak mengharuskan Bulog membeli langsung dari petani. Sebagai acuan, Bulog tidak akan membeli bahan pokok ke petani jika ada mengalami harga tinggi, begitu sebaliknya.
"Bulog harus beli itu memang hukumnya Bulog begitu. Jadi tugas utama Bulog itu menstabilkan stok dan harga sekaligus kalau harga tinggi ya dia jual dia punya stok kenapa dia harus punya stok minimum sejuta supaya itu," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)