Sebelumnya, dalam Konferensi Keuangan Islam Tahunan ke-3 dengan topik 'Meningkatkan Peran Keuangan Islami dalam Era Ekonomi Digital: Peluang dan Tantangan' di Makasar pada Kamis (5/7), Menteri yang dikenal sebagai ahli ekonomi pembangunan ini mengatakan pesatnya perkembangan ekonomi Islam global juga harus dibarengi dengan perkembangan industri halal domestik, terutama karena Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
Hampir semua sektor industri halal berpotensi untuk tumbuh di Indonesia. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia merupakan konsumen terbesar produk halal global.
Namun sejauh ini, kata Bambang, Indonesia belum menjadi pemain global dalam produksi makanan halal, busana muslim, perjalanan halal, dan sektor lainnya. Pemerintah akan bekerja lebih keras untuk mendorong agar Indonesia mampu menjadi pemain global dalam beragam sektor usaha produk halal serta mempromosikan gaya hidup halal di Indonesia.
Berpartisipasi dalam memproduksi produk halal tidak hanya akan memungkinkan untuk memenuhi permintaan domestik, tetapi juga untuk memasuki pasar global.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan aktor terkait lainnya diperlukan untuk mengembangkan industri halal nasional. Ini akan berdampak pada peningkatan kinerja sektor riil, yang selanjutnya akan berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB, ekspor yang lebih tinggi, dan penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
(Rani Hardjanti)