TANGERANG – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meresmikan pabrik panel listrik tegangan tinggi milik produsen teknologi ketenagalistrikan dan otomatisasi asal Swiss, PT ABB Sakti Industri di Tangerang, Banten.
“Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada PT ABB Sakti Industri yang telah berinvestasi dan berperan serta dalam membangun dan mengembangkan industri peralatan listrik asal Indonesia,” kata Men perin saat menghadiri pembukaan pabrik itu.
Dibangun di area seluas 1.000 meter, pabrik baru itu akan memproduksi panel listrik atau Gas Insulated Switchgear (GIS) tegangan tinggi hingga 170 kilovolt. GIS merupakan sistem switchgear yang dikemas dalam tabung kompak dengan menggunakan bahan bakar gas sebagai media isolasinya.
Baca Juga: Pascagempa dan Tsunami, Kelistrikan Palu Baru Pulih 30%
Hal ini memungkinkan penggunaan aman di ruang tertutup dan lingkungan menantang serta menghemat ruangan secara signifikan. Fasilitas manufaktur baru yang memproduksi GIS tegangan tinggi ini merupakan keempat dibangun perusahaan Swiss itu di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebagai bagian dari rencana investasi USD30 juta.
Airlangga menuturkan, kebutuhan GIS untuk memenuhi kebutuhan transmisi tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar 150 set per tahun dengan nilai TKDN berkisar 33,09% hingga 34,61%.
“Dengan diresmikannya pabrik ini, maka industri manufaktur lokal berkontribusi lebih besar lagi dalam memenuhi kebutuhan GIS,” ujarnya. Airlangga berharap perusahaan tersebut bisa melakukan transfer teknologi sehingga daya saing dan kemampuan industri dalam negeri akan meningkat.
Sementara itu, Presiden Divisi Power Grid ABB Claudio Facchin menjelaskan, ekspansi terbaru tersebut menggaris bawahi komitmen perusahaan terhadap Indonesia.
“Fasilitas ini akan mendukung upaya Indonesia memperkuat infrastruktur transmisi listriknya, meningkatkan keandalan jaringan, dan membantu memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat,” katanya.
Baca Juga: PLN: Listrik di Palu dan Donggala Baru Pulih 20%
Menurut dia, langkah ini sejalan dengan pendekatan rekam jejak global dan filosofi perseroan untuk menempatkan unit produksi dekat pada pelanggan. GIS merupakan sistem switchgear yang dikemas dalam tabung compact menggunakan bahan bakar gas sebagai media iso lasinya.
“Hal ini memungkinkan penggunaan aman di ruang tertutup dan lingkungan menantang, sementara menghemat ruangan secara signifikan,” katanya. GIS mengendalikan dan memberikan perlindungan terhadap pemadaman listrik serta menjamin kestabilan pasokan listrik yang andal.
Selain itu, GIS membantu menjawab tantangan utama urbanisasi, ketersediaan lahan, dan harga yang mahal, dengan menggunakan ha nya 10% dari lahan dibutuhkan gardu induk dengan switch gear insulasi udara (AIS) konvensional.
ABB telah memelopori teknologi GIS sejak 50 tahun lalu dan akan terus berinovasi. Sebagai pemimpin pasar dan teknologi terdepan untuk GIS tegangan tinggi, ABB menawarkan kualitas penggunaan GIS 72,5 kV hingga 1.200 kV dengan lebih dari 3.000 titik pemasangan di seluruh dunia.
Penawaran terbaru ABB GIS mencakup ekoefisiensi dan kemampuan digital. “ABB telah bekerja sama dengan PLN, perusahaan listrik utama di Indonesia dalam berbagai proyek infrastruktur dan gardu induk, dan fasilitas baru ini akan terus mendukung PLN ke depannya,” katanya. (Rakhmat Baihaqi/Koran Sindo)
(Feb)
(Rani Hardjanti)