Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Suap Izin Meikarta 'Menjalar' ke Bos Besar, Saham Lippo Group Makin Suram

Suap Izin Meikarta 'Menjalar' ke Bos Besar, Saham Lippo Group Makin Suram
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Penggeledahan rumah CEO Lippo Group, James Riady oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka pengembangan kasus dugaan suap izin proyek Meikarta menuai respons negatif dari pelaku pasar.

Di mana hampir sebagian besar saham-saham Lippo di pasar ikut rontok seiring derasnya aksi jual investor yang tidak mau lama-lama memegang saham Lippo Group.

Tengok saja, sembilan dari 15 saham emiten Grup Lippo terkoreksi pada perdagangan Kamis 18 Oktober sore kemarin hingga pagi ini, di mana saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terkoreksi 2,78% ke harga Rp 280 per saham, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) koreksi 1,50% ke harga Rp 1.310.

Baca Juga: KPK Buka Peluang Periksa CEO Lippo Group James Riady

Sementara itu, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) koreksi 2,85% ke harga Rp 5.975 dan PT Lippo Securities Tbk (LPPS) yang koreksi 2,04% ke harga Rp 96 per saham. Demikian seperti dikutip Harian Neraca, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, rumah James Riady masuk dalam 10 lokasi yang digeledah KPK terkait kasus suap izin proyek Meikarta.

Kemudian empat lokasi lainnya, yakni apartemen Trivium Terrace, Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, dan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.

"Tim penyidik KPK terus perdalam keterangan di lokasi penggeledahan," ujarnya.

 Baca Juga: Geledah Rumah James Riady, KPK Sita Dokumen Izin Lippo Group Terkait Pembangunan Meikarta

Sementara pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengagendakan memanggil manajemen Lippo Group terkait kasus suap Meikarta. Kepala Riset Koneksi Capital pernah bilang, adanya kasus perizinan proyek properti Meikarta ini menambah daftar tekanan pada emiten properti Grup Lippo.

Secara sektoral, emiten-emiten properti di pasar saham masih belum menunjukkan pemulihan, baik secara fundamental maupun kinerja harga sahamnya, termasuk dua emiten properti Lippo tersebut. Menurutnya, dengan adanya kasus OTT, prospek kedua emiten tersebut menjadi sangat negatif.

“Mungkin dari segi dampak finansial secara jangka pendek tidak akan besar, misalnya terkait denda. Namun, dari sisi trust ini yang akan mempengaruhi sebab faktor good corporate governance sangat signifikan dampaknya untuk emiten properti,” ungkapnya.

Baca Juga: Manajemen Lippo Group Mangkir dari Pemanggilan BEI?

Alfred mengatakan, emiten properti sangat banyak jumlahnya di pasar modal dalam negeri, sehingga investor punya banyak pilihan untuk beralih dari emiten yang bercitra negatif dari segi GCG.

Beberapa emiten properti yang terkena kasus GCG mendapatkan sentimen negatif yang sangat panjang, sehingga harga sahamnya sulit pulih meskipun sudah sangat murah. Bila terbukti Grup Lippo terlibat dalam kasus korupsi tersebut, harga saham dan likuiditasnya kemungkinan akan terus memburuk.

Sementara analis BCA Sekuritas, Achmad Yaki mengatakan, dirinya belum merekomendasikan investor untuk membeli saham Lippo Group tersebut, dan cukup untuk wait and see saat ini.

"Untuk jangka panjang belum bisa, tapi kalau jangka pendek bisa wait and see," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement