JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA untuk obligasi berkelanjutan I tahun 2014 tahap II seri B PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) senilai Rp280 miliar yang akan jatuh tempo pada 20 Februari 2019. Informasi tersebut disampaikan Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perusahaan akan melakukan pembiayaan kembali atas obligasi yang akan jatuh tempo tersebut dengan menggunakan dana dari fasilitas kredit Perusahaan yang belum terpakai. Tercatat per 30 September 2018, posisi kas dan setara kas MAPI sebesar Rp 1 triliun, dan plafon fasilitas kredit yang belum terpakai lebih dari Rp 900 miliar. Efek utang dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan.
Baca Juga: Pefindo Berikan Peringkat AAA untuk KIK EBA Danareksa BTN
Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya, adalah sangat kuat. Peringkat perusahaan mencerminkan posisi pasar MAPI yang kuat dalam industri ritel modern yang didukung oleh konsep ritel yang kuat dan terdiversifikasi, lokasi outlet Perusahaan yang relatif beragam, serta perlindungan arus kas yang diatas rata-rata dan struktur permodalan yang konservatif.
Namun, peringkat dibatasi oleh eksposur Perusahaan terkait depresiasi rupiah terhadap dolar AS dan tingkat persaingan yang ketat di tengah terbatasnya lahan bisnis yang tersedia di kota besar. MAPI merupakan salah satu pemain ritel terbesar di Indonesia, yang fokus melayani segmen pasar menengah dan atas. Pada tanggal 30 September 2018, pemegang saham mayoritas MAPI adalah PT Satya Mulia Gema Gemilang dengan kepemilikan 51,5%.
Baca Juga: Pefindo Taksir Nilai Obligasi Sepanjang 2018 Capai Rp138,1 Triliun
Di kuartal tiga 2018, MAPI membukukan pendapatan tumbuh 18% atau menjadi Rp13,8 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,7 triliun. Sementara untuk laba usaha perusahaan juga mengalami pertumbuhan 35% dari Rp785 milyar menjadi Rp1,06 trilun. Sementara laba bersih melonjak hingga 130% atau menjadi Rp588 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp256 miliar.
Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication of MAPI pernah bilang, pencapaian MAPI selama sembilan bulan ini memperlihatkan kekuatan dan ketahanan portofolio merek Perusahaan yang beraneka ragam.
"Kami percaya bahwa strategi perusahaan dalam menata kembali bisnis perusahaan dan mengantisipasi pelemahan rupiah telah menjadikan MAP berhasil mencapai pertumbuhan penjualan dan peningkatan laba usaha," ujarnya, seperti dikutip dari Harian Neraca, Jumat (28/12/2018).
(Feby Novalius)