Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ada Jalur Dwiganda, Antrean KRL Commuter Line Berkurang?

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 10 April 2019 |12:16 WIB
Ada Jalur Dwiganda, Antrean KRL Commuter Line Berkurang?
Kereta Commuterline (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Pengoperasian double - double track (DDT) atau jalur rel dwiganda segmen Jatinegara-Cakung sepanjang 9,5 kilometer mampu memangkas headtime (jarak antar) kereta. DDT juga memacu penambahan jadwal perjalanan KRL Commuter Line.

“Saat ini headtime sekitar 10- 15 menit. Adanya DDT, masalah antrean tidak terjadi lagi. Mungkin bisa kita pangkas di bawah 10 menit,” kata Vice President PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba di Jakarta kemarin. Dengan beroperasinya DDT, ruas jalur kereta antara KA jarak jauh dan KRL Commuter Line ter pisah. Jumlah perjalanan KRL diperkirakan akan bertambah seiring lowongnya jalur kereta. DDT segmen Jatinegara- Cakung yang beroperasi Jumat (12/4) ini merupakan bagian dari keseluruhan proyek jalur rel dwiganda Manggarai - Cikarang sepanjang 35 kilometer.

Baca Juga: Banyak Masalah, KRL Commuter Line Sudah Uzur

Khusus rute Jakarta Kota- Bekasi yang terdapat lintasan Jatinegara-Cakung, KRL Commu ter Line saat ini mengakomodasi 163 perjalanan dengan jumlah penumpang 162.000 per hari. Jumlah itu mengakomodasi 17,4% dari total penumpang sekitar 930.000-1,1 juta penumpang per harinya. “Memang jumlahnya masih jauh di bawah rute Jakarta Kota-Bogor yang mencapai 60%,” ucap Anne. Senior Manager Corporate Communication Daop 1 PT KAI Eva Chairunissa mengatakan, kepastian penambahan jumlah perjalanan belum bisa ditentukan terkait proyek DDT Manggarai-Cikarang, apalagi yang baru beroperasi hanya segmen Cakung-Jatinegara. “Mungkin pada 2021 setelah rampung, baru bisa ditambah,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi Stasiun Manggarai yang masih pembangunan tak memungkinkan menambah perjalanan. Penyempitan lalu lintas akan berimbas semrawutnya perjalanan kereta. “Artinya butuh analisis panjang untuk itu. Jangan sampai menambah perjalanan justru malah menghambat perjalanan kereta,” katanya. Eva berharap adanya jalur rel dwiganda yang menambah dua rel membuat jalur di kawasan tersebut steril. Permukiman warga kian jauh dengan lintasan kereta, dengan begitu perjalanan makin aman. “Tapi itu tak membuat kami lengah. Kami terus sosialisasikan sterilisasi jalur kereta,” ucapnya.

Pengguna KRL Jabodetabek Sumbang KCI Rp3,3 Miliar per Hari 

Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, meski segmen DDT Jatinegara- Cakung hanya 9,5 km, PT KAI harus memanfaatkan sebaik-baiknya pengoperasian DDT. Tambahan perjalanan dan sterilisasi kian terlihat. “Jadi, saya katakan ini momentum menambah jumlah perjalanan. Bisa dilihat uji cobanya,” ujarnya. Meskipun belum rampung semua, menurut dia, KAI harus dapat mengambil keuntungan adanya DDT, salah satunya memastikan lintasan kereta steril. Dia mendorong operasi di jalur kereta dilakukan kemudian mengganti perlintasan sebidang menjadi flyover atau underpass .

“Ini dilakukan agar tak terganggu dengan perjalanan kereta nantinya,” kata Djoko. Sebelumnya, pada titik km 12 dan km 21 antara Jatinegara dan Cakung akan dilaksanakan kegiatan pemindahan jalur (switchover) pada jalur rel dwiganda segmen Jatinegara - Cakung lintas Manggarai - Cikarang. Setelah switchover , DDT segmen Jatinegara-Cakung dapat dioperasikan. Kepala Balai Teknik Jakarta Banten Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jumardi mengatakan, jalur ganda eksisting akan dioperasikan untuk melayani operasional KRL Commuter Line. “Sedangkan jalur ganda yang baru akan difungsikan untuk melayani KA jarak jauh dan KA lokal,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement