Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fokus Swedia Kembangkan EBT hingga Bandara Kertajati yang Dikritik

Giri Hartomo , Jurnalis-Sabtu, 13 April 2019 |21:28 WIB
Fokus Swedia Kembangkan EBT hingga Bandara Kertajati yang Dikritik
Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Swedia tengah fokus untuk mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Bahkan, Swedia ditargetkan bisa lepas dari bayang-bayang energi fosil pada 2030 mendatang.

Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa Indonesia sudah melakukan kesepakatan local currency settlement framework (LCS) pada transaksi perdagangan dengan Thailand dan Malaysia. Artinya untuk transaksi perdagangan dengan Malaysia dan Thailand diperbolehkan menggunakan nilai tukar negaranya masing-masing.

Sementara itu, ada Bandara Kertajati yang dikritik oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut jika pembangunan bandara tersebut dinisiasi Pemda.

Ketiga berita tersebut merupakan berita-berita populer selama akhir pekan kemarin di kanal Okezone Finance. Berikut berita selengkapnya:

Good Bye Minyak Cs, Swedia Gunakan 100% Energi Terbarukan pada 2030


Swedia menjadi salah satu percontohan negara dalam pengembangan energi terbarukan. Bahkan Swedia kini berada jauh di atas Indonesia dalam hal pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan, memang secara waktu Swedia tergolong telat dalam hal pengembangan EBT. Akan tetapi saat ini Swedia sudah ada di atas negara-negara lain dalam hal pengembangan EBT

"Untuk EBT dalam 2 tahun terakhir mereka juga sudah melakukan hal yang sama," ujarnya saat ditemui di Kantor Apindo, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Menurut Surya, bahkan Swedia saat ini sudah mencanangkan target yang lebih tinggi dengan lepas dari bayang-bayang penggunaan energi fosil. Rencananya, Swedia akan lepas dari bayang-bayang energi fosil pada 2030.

"Kita tahu Swedia mencanangkan 2030 itu fossil fuel free. Artinya dia akan menggunakan energi terbarukan atau energi bersih pada 2030 ke atas jadi tidak ada lagi energi yang berlandaskan fosil," katanya.

Indonesia masih sangat ketinggalan jauh dalam pengembangan EBT. Saat ini akselerasi penggunaanya EBT Indonesia baru 8%.

Bahkan pada 2025 mendatang pun, Indonesia baru bisa mencapai sekitar 23% saja. Tentunya ini menjadi tugas berat pemerintah untuk mendorong penggunaan EBT.

"8% realisasinya masih sangat jauh gapnya. Kalau batu bara kan sudah tercapai. Minyak bumi juga mengurangi pemanfaatan untuk listrik sebagian besar sudah. Kalau EBT bisa masuk sesuai target itu semua capaian yang dituangkan dalam energi nasional itu bisa," katanya.

Apalagi lanjut Surya, beberapa negara di Eropa sudah menerapkan 100% EBT. Seperti salah satu contohnya adalah Jerman yang saat ini kendaraannya sudah banyak menggunakan listrik.

"Memang beberapa negara di Eropa sudah mencanangkan itu. jerman 100% EBT pada 2030 jadi tren ke depan saya kira tren itu," ucapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement