Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan PDB hingga USD150 Miliar, Ini Penjelasannya

Okky Wanda lestari , Jurnalis-Senin, 22 April 2019 |08:48 WIB
Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan PDB hingga USD150 Miliar, Ini Penjelasannya
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyebutkan revolusi industri 4.0 dengan berbagai teknologi pendukungnya seperti Internet of Things (IoT), cloud computing, advance robotic, dan lainnya berpotensi meningkatkan nilai tambah dan kontribusi industri terhadap PDB nasional sebesar USD120 miliar hingga USD150 miliar pada 2025.

Studi McKinsey menunjukkan, ini berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD120-USD150 miliar pada 2025. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 1%-2%.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah membuat sebuah peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030 yang diberi nama Making Indonesia 4.0.

"Sejak peluncurannya oleh Presiden RI tepat satu tahun lalu, Kemenperin melakukan berbagai langkah untuk mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional," katanya di Jakarta, Senin (22/4/2019).

 Baca Juga: Menperin: Industri 4.0 Dongkrak Efisiensi

Dalam penerapan peta jalan tersebut selama satu tahun terakhir, lanjut dia, pemerintah telah menjalankan langkah-langkah strategis untuk mendukung percepatan adopsi industri 4.0. Pertama, peluncuran Indonesia Industry Readiness Index 4.0 (INDI 4.0), atau indicator penilaian tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era industri 4.0.

Tahap awal assessment INDI 4.0 telah diikuti oleh 326 perusahaan industry dari sector industry makanan dan minuman, tekstil, kimia, otomotif, elektronika, logam, aneka, dan sektor engineering, procurement, and construction (EPC).

Airlangga menambahkan era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi. Era ini akan memberikan peluang lapangan kerja baru di Indonesia hingga 18 juta orang, dengan 4,5 tenaga kerja baru diserap sektor industri dan 12,5 juta lainnya oleh sektor jasa penunjang industri.

Pengembangan SDM industri merupakan suatu bentuk komitmen Pemerintah dalam mempersiapkan SDM menghadapi era industri 4.0, ujar Menperin.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan transformasi kebijakan ekonomi pemerintah menghadapi era revolusi industri 4.0 menjadi kata kunci pembangunan Indonesia ke depan.

 Baca Juga: Menperin Sebut Penerapan Industri 4.0 Bisa Naikkan Untung 40%

Transformasi kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas dengan salah satu ukuran yakni menciptakan kesempatan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, serta mengupayakan pemerataan pembangunan, ujar Darmin.

Menurut Darmin, pemerintah telah berupaya keras untuk mendukung pertumbuhan industri nasional dengan membangun infrastruktur fisik seperti pelabuhan, bandara, jalan tol, jalan desa dan lainnya. Serta, pembangunan infrastruktur digital seperti Palapa Ring yang bertujuan untuk mendukung pengembangan era revolusi industri 4.0.

Chief of Product & Service Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah menambahkan bahwa dari hasil survei Telkomtelstra, ada lima faktor yang menyebabkan pemimpin perusahaan memutuskan untuk melakukan transformasi digital menuju industri 4.0.

Pertama adalah lebih hemat biaya produksi, operasional yang lebih efisien, bisa mengembangkan ide inovatif untuk menghasilkan produk dan jasa baru, pengembangan pasar baru, dan meraih segmen pasar baru.

Perusahaan harus memulai inisiatif transformasi digital dan mensimplifikasikan proses dan memperbarui customer experience melalui inovasi teknologi digital seperti software defined network, cloud, dan security intelligent agar mampu memenangkan persaingan, sekaligus melayani dan mempertahankan customer secara cepat, seraya meningkatkan efisensi staf dan menurunkan biaya. Perusahaan saat ini sudah sangat aware dengan keharusan untuk bertransformasi digital agar mampu untuk bersaing dan tetap relevan dengan industri 4.0, jelasnya.

Sementara Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto menerangkan dalam era revolusi industri 4.0 dengan berbagai teknologi pendukungnya seperti IoT, advance robotic, big data, dan virtual reality, teknologi cloud computing merupakan fundamental utama. Semua teknologi pendukung dari era revolusi industry 4.0 bermuara dalam cloud computing, paparnya.

Alex menjelaskan saat ini telah hadir 13 provider cloud computing lokal yang ikut mendukung pengembangan era revolusi industry 4.0 di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Indonesia juga mampu berkiprah dalam era revolusi industry 4.0.

Ke depan bagaimana sinergi pemerintah, swasta, dan pihak pendidikan yang perlu didorong agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga berperan aktif untuk memajukan perusahaan lokal, ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement