Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IHSG Pekan Ini Dibayangi Aksi Ambil Untung

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 24 Juni 2019 |08:11 WIB
IHSG Pekan Ini Dibayangi Aksi Ambil Untung
Ilustrasi: Pergerakan IHSG (Foto Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk sepekan diperkirakan akan dibayangi aksi ambil untung atau profit taking.

Akhir pekan lalu, IHSG kembali turun di perdagangan terakhir sebesar 20,26 poin atau 0,32% ke level 6.315,44. Untuk sepekan, IHSG masih menguat 1,04%. Total volume transaksi bursa akhir pekan kemarin mencapai 18,55 miliar saham dengan nilai transaksi Rp20,33 triliun.

Penurunan harga terjadi pada 246 saham, tapi masih ada 165 saham yang harganya naik dan 119 saham flat. Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pekan ini IHSG diprediksi bergerak variatif.

Baca Juga: Melemah 20 Poin, IHSG Berakhir di 6.315

Sentimen datang dari dalam negeri untuk data ekonomi Indonesia, yaitu ekspor dan impor serta kinerja neraca perdagangan. Hal ini merupakan poin penting karena akan menjadi perhatian pasar setelah Indonesia mendapatkan kenaikan peringkat rating dari S&P.

Apabila ternyata hasilnya kurang baik, tentu pasar akan merespons dengan penurunan atau bisa juga menjadi alasan bagi para pelaku pasar serta investor untuk melakukan profit taking.

“Akan ada potensi profit taking dan melemah di tengah situasi dan kondisi yang terjadi. Indeks diperkirakan akan bergerak di rentang 6.260- 6.335,” ujar Maximilianus di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, sentimen berikutnya kalau melihat hasil Mahkamah Konstitusi (MK) juga diyakini akan diputuskan pekan ini. Meskipun proses berjalannya baik, diharapkan hasil dari MK ini juga bisa diterima oleh semua orang.

Baca Juga: IHSG Ditutup Naik 1,3% ke 6.339

Karena kalau tidak bisa diterima, tentu hal ini akan memicu stabilitas politik dalam negeri yang kedua kalinya setelah kasus Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin. “Hal ini menjadi perhatian secara domestik bagi para pelaku pasar dan investor pekan depan,” ujarnya.

Sentimen dari global pekan ini sepertinya sudah tidak ada yang menarik lagi dicermati. Namun demikian, masih ada beberapa hal menarik diamati, seperti pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akan berlangsung di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni mendatang.

Tentu apabila hal ini berlangsung sangat baik, hal tersebut akan menjadi sentimen positif bagi pasar global. “Sejauh ini pertemuan keduanya masih dipastikan akan berlangsung, tentu ini merupakan harapan semua pihak,” ujarnya.

Selain itu, AS akan mengeluarkan sanksi pada Iran atas serangan yang terjadi pada Senin (17/6). Tentu hal ini akan membuat para pelaku pasar dan dunia tertuju pada sanksi tersebut, karena sanksi yang sebelumnya saja sudah berat.

Sanksi ini karena adanya penembakan pesawat drone Amerika kemarin dan serangan Teluk Hormuz. Tidak hanya itu, konflik kedua negara antara AS dan Irak mendorong harga mi - nyak mengalami kenaikan karena peran Irak yang memasok sepertiga minyak di dunia.

Sementara itu, Equity Analyst Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, pada pekan ini akan ada sentimen domestik dari rilis data neraca perdagangan Indonesia per Mei 2019. Secara konsensus diperkirakan defisit USD1,38 miliar atau lebih rendah dibandingkan defisit April 2019 sebesar USD2,5 miliar.

Proyeksi tersebut diharapkan bisa melanjutkan IHSG yang satu minggu lalu naik 2,02%. Pertemuan G20 pada 28-29 Juni di Osaka mendatang berpotensi menambah ekspektasi positif pasar terhadap hubungan AS-China yang sempat tegang. “IHSG pekan depan kami perkirakan akan bergerak menguat pada rentang 6,217- 6,454,“ ujar Dessy.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement