Sementara itu, para aktivis menyambut target yang ditetapkan negara-negara anggota G20 untuk mengurangi tambahan sampah plastik yang masuk ke samudra menjadi nol pada 2050. Meski demikian, negara-negara G20 tidak menyentuh inti masalah, yakni memangkas output plastik sekali pakai.
Para aktivis juga menyatakan tanggal target itu terlalu jauh dan membatasi langkah G20 tersebut bersifat sukarela dan tidak mengikat secara hukum sehingga membatasi efek tivitasnya.
“Ini arah bagus. Tapi, mereka terlalu fokus pada manajemen sampah,” kata Yukihiro Misawa, manajer kebijakan plastik di WWF Jepang. “Hal paling penting adalah mengurangi jumlah produksi pada level global,” kata Misawa.
Dunia menghasilkan 242 juta ton sampah plastik pada 2016, menurut data Bank Dunia. Sekitar 8 juta plastik itu masuk ke lautan setiap tahun. China dan Indonesia disebut sebagai pelaku terbesar menurut studi yang dirilis dalam jurnal Science.
(Dani Jumadil Akhir)