NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Hal tersebut didukung perkembangan positif pada perdagangan AS-China dan janji stimulus lanjutan dari Bank Sentrak Eropa.
Indeks S&P 500 mengakhiri sesi dengan penutupan tertinggi sepanjang masa. Selain itu, keuntungan pada saham teknologi mendorong indeks Nasdaq lebih tinggi, sementara sektor keuangan memberikan dorongan terbesar kepada blue-chip Dow.
Baca Juga: Wall Street Menguat di Tengah Penundaan Tarif Perang Dagang dan Stimulus ECB
Dow Jones Industrial Average naik 45,41 poin atau 0,17% menjadi 27.182,45. S&P 500 naik 8,64 poin atau 0,29% menjadi 3.009,57 dan Nasdaq Composite menambahkan 24,79 poin, atau 0,3% menjadi 8.194,47.
Tak hanya Wall Street, pergerakan saham-di seluruh dunia meningkat ketika China dan Amerika Serikat membuat konsesi menjelang pembicaraan yang direncanakan bulan depan di Washington. Di mana pertemuan tersebut bertujuan meredakan perang dagang yang telah menghancurkan pasar dan memicu kekhawatiran resesi selama berbulan-bulan.
Presiden AS Donald Trump setuju untuk menunda kenaikan tarif barang-barang China bernilai miliaran selama dua minggu setelah China mengeluarkan tarif atas sekeranjang impor AS. dan berjanji untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS.
Selain itu, kepercayaan investor mendapat dorongan awal dari Bank Sentral Eropa (ECB), yang menjanjikan stimulus lanjutan untuk ekonomi zona euro melalui pembelian aset.
Baca Juga: Wall Street Meroket Didukung Naiknya Saham Apple hingga 3,2%
Menurut Kepala Investasi Lenox Wealth Advisors David Carter, skeptis tentang manfaat potensial dari stimulus tambahan.
"Pada tahap siklus ini, kami tidak yakin apakah pelonggaran ECB atau Fed lebih lanjut akan memiliki dampak fundamental yang bermakna mengingat bahwa suku bunga telah begitu rendah begitu lama," kata Carter, dikutip dari Reuters, Jumat (13/9/2019).
Federal Reserve AS diperkirakan akan memangkas suku bunga utama sebesar 25 basis poin minggu depan, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk mencegah tanda-tanda pelunakan ekonomi AS.