JAKARTA - Berkaca dari Nabi Muhammad SAW, banyak ilmu terapan yang dapat dilakukan hingga saat ini. Salah satunya adalah cara berbisnis.
Bahkan, sekedar petuah Nabi Muhammad SAW soal 'mulailah dengan yang kanan' dapat menjadi hal baik di bisnis. Apa sebenarnya makna memulai dari yang kanan?
Jejak bisnis Nabi Muhammad SAW menunjukkan penafsiran yang sangat luas terkait memulai dengan yang kanan. Salah satunya mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan, baik dalam keseharian maupun dalam beribadah. Sementara itu, penafsiran lainnya membahas tentang penggunaan otak kanan.
 Baca juga: Belajar Profesionalisme Berbisnis dari Nabi Muhammad SAW
Para ahli yang mulai meneliti sejak 1930-an menemukan adanya perbedaan fungsi otak kanan dan kiri. Otak kiri dianggap sebagai otak rasional yang erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual (IQ), lebih bersifat logis, aritmatika, verbal, segmental, fokus, serial (linear), mencari perbedaan, dan bergantung waktu.
Sementara itu, otak kanan adalah otak emosional yang erat kaitannya dengan kecerdasan emosi (EQ), yang bersifat intuitif, spasial, visual, holistis, difus, paralel (lateral), mencari persamaan, dan tidak bergantung waktu.
 Baca juga: 5 Konsep Pebisnis Andal dari Rasulullah SAW
Karena sifat-sifat itulah, otak kanan dinilai mampu mencuatkan empati, keramahan, keikhlasan, syukur, dan pemaknaan hidup. Tak hanya itu, dengan menggunakan otak kanan, setiap individu juga bisa memperlihatkan kreativitas, gurauan, penceritaan, dan kiasan, termasuk mencuatkan imajinasi visi, intuisi, dan sintetis yang semuanya mustahil dilakukan oleh otak kiri.
Seperti dikutip dari buku âMuhammad sebagai Pedagangâ karya Ippho Santosa dan Tim Khalifah terbitan Elex Media Komputindo, Jakarta, Rabu (28/10/2020), dualisme otak ini disebut dapat membuat manusia untuk berpikir serbabiner. Contohnya, manusia bisa memikirkan dua hal sekaligus, seperti berhasil-gagal, untung-rugi, debit-kredit, halal-haram, surga-neraka, hingga timur-barat.
Sementara itu, Aisyah radhiyallahu âanha berkata, âDahulu Nabi SAW amat menyukai memulai dengan kanan dalam mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam urusannya yang penting semuanya.â (Muttafaqun âalaih).