JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus di tengah pandemi virus corona. Surplus neraca dagang terjadi karena merosotnya impor yang terlalu tajam.
"Ekspor kita naik secara month to month namun secara yoy kita masih minus. Secara yoy dan mtm, impor kita menurun secara drastis," kata Peneliti Indef Nailul Huda di Jakarta, Senin.(16/11/2020).
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, Sentimen Positif Buat Rupiah
Secara yoy impor Indonesia turun hingga -26,93%. Sedangkan secara mtm imporkita turun hingga -6,79%. Berdasarkan jenis barang. Impor untuk barang modal merosot hingga -284,5% (yoy) dan -13,33% (mtm).
Sedangkan bahan baku merosot sangat tajam di angka -415,7% (yoy) dan -5% (mtm).
"Artinya, keadaan ini menunjukkan kegiatan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata baik. Banyak pabrik-pabrik yang belum produksi secara optimal. Masih banyak pabrik yang tutup,"sebut Huda.
Baca Juga: Indonesia Resesi, Neraca Dagang Oktober Surplus USD3,61 Miliar
Dihubungi terpisah, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdulah mengatakan surplus perdagangan Oktober terjadi bukan dikarenakan pertumbuhan ekspor yang sangat besar. Melainkan lebih disebabkan impor yang masih turun drastis dibandingkan tahun Lalu.
Dia pun memperkirakan surplus masih akan berlanjut selama industri Indonesia belum beroperasi normal sehingga impor masih terus terkontraksi.
"Surplus ini akan mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah, memunculkan market confident," katanya.