JAKARTA - Indonesia akhirnya memiliki PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI sebagai entitas baru hasil merger tiga bank syariah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Peresmian ini menandakan BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
Dalam kesempatannya secara virtual, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Bank Syariah Indonesia merupakan kombinasi tiga bank syariah besar, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Harus Amanah Sejahterakan Bangsa dan Umat
Lantaran, bank syariah memiliki posisi yang unik dalam industri keuangan. Namun dengan berpedoman pada prinsip-prinsip syariah yang menonjolkan aspek keadilan, aspek profit loss sharing antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), maka daya tahan industri keuangan syariah menjadi lebih kuat.
"Dengan prinsip tersebut, secara teoritis bank syariah seharusnya memiliki bisnis model yang resilient, berdaya tahan pada saat kondisi risiko dan ekonomi yang memburuk tidak akan mendapatkan negative spread seperti yang dialami oleh bank konvensional," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (1/2/2021).
Selain itu, lanjutnya, bank syariah juga memiliki hubungan yang kuat dengan kegiatan sektor riil. Hal ini karena underlying transaction bank syariah merupakan kegiatan ekonomi riil yang ada di dalam masyarakat. Sehingga, kehadiran BSI diharapkan betul-betul mampu menggerakkan sektor riil, utamanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Dengan potensi yang sangat besar dan kemampuan menggunakan sumber daya yang ada di dalam BSI untuk betul-betul membangun ekonomi masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang langsung bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah bagian dari hal fondasi untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan," tuturnya.