JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure tahap III tahun 2021 (Obligasi TBIG IV tahap III).
CFO TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, total penerbitan obligasi TBIG IV tahap III sebesar Rp2.915 miliar terdiri dari Rp1.898 miliar pada tingkat bunga tetap 5,50% untuk tenor 370 hari dan Rp1.017 miliar pada tingkat bunga tetap 6.75% untuk tenor 3 tahun.
“Bunga untuk obligasi ini akan dibayarkan setiap kuartal. Obligasi TBIG IV tahap III adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG,” ujarnya, dikutip dari Harian Neraca, Jumat (19/2/2021).
Baca Juga: Tower Bersama Siapkan Capex Rp5,95 Triliun untuk Akuisisi Menara
Disampaikan Helmy, penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan, khususnya fasilitas pinjaman revolving USD275 juta dari credit facilities yang ada.
Perseroan, lanjutnya, terus memiliki visibilitas arus kas yang kuat dan pertumbuhan yang kuat. Dimana obligasi TBIG IV tahap III adalah penerbitan terbesar perseroan di pasar obligasi rupiah dengan harga terendah.
Ke depan, perseroan berharap dapat terus mengakses pasar obligasi rupiah seiring dengan pertumbuhan bisnis perseroan.
Baca Juga: Tower Bersama Raih Pinjaman Rp5,3 Triliun
Sebagai informasi, obligasi TBIG IV tahap III dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Februari 2021. Per 30 September 2020, total pinjaman (debt) perseroan, jika pinjaman dalam mata uang dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp22.407 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp10.200 miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp574 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp21.833 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9.625 miliar.
Menggunakan EBITDA triwulan ketiga 2020 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,04x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,63x, dibawah ketentuan surat utang perseroan yang mensyaratkan rasio total pinjaman (diukur dengan menggunakan kurs lindung nilai) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan untuk tidak lebih dari 6.25x.
Sebelumnya, analis Indo Premier Sekuritas Hans Tantio pernah bilang, jumlah menara milik Tower Bersama akan bersaing dengan kompetitornya setelah mengakuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk.
”TBIG akan memperkecil selisih jumlah menara dengan Mitratel (TLKM) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR),” tulis Hans.
Setelah akuisisi itu, TBIG akan memiliki sekitar 19.100 menara sementara Mitratel memiliki 22.000 menara dan TOWR memiliki 21.300 menara.
Selain itu, Hans menilai akuisisi menara yang dilakukan TBIG ini akan menguntungkan perseroan karena menara-menara tersebut akan membawa tenant dari Telkomsel dan juga berpotensi menambah tenant dari PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN). Terlebih lagi, Telkomsel dan FREN telah memenangkan lelang spektrum 5G pertama.
(Feby Novalius)