JAKARTA - Produksi batu bara hingga 2040 diprediksi mencapai 678 juta ton. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 403 juta ton akan diekspor, 275 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri, dan 32,6 juta ton untuk kebutuhan gasifikasi.
"Produksi kita masih cukup banyak dan penggunaan domestik akan makin besar. Gasifikasi akan meningkat walaupun harus kita upayakan lebih besar dari tahun ke tahun," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dalam webinar Bimasena Energy Dialogue, Jumat (19/3/2021).
Baca Juga:Â Siap-Siap, Permintaan Batu Bara Bakal Makin Menurun
Dia menuturkan, di tahun 2021, produksi batu bara ditargetkan 550 juta ton, sama seperti tahun lalu. Namun, realisasi produksi batu bara tahun lalu lebih besar dari target menjadi 564 juta ton.
"Ada kelebihan produksi dibandingkan dari target di tahun lalu. Tahun ini kita antisipasi dinamikanya jika memang diperlukan, target 550 akan berubah pada waktu," tuturnya.
Baca Juga:Â Limbah FABA Hasil Pembakaran Batu Bara Wajib Dikelola, Ini Alasannya
Ridwan melanjutkan, permintaan energi global untuk batu bara cenderung menurun lebih cepat. Tahun 2014 merupakan puncak permintaan batu bara secara global. Setelah itu terus menurun cukup tajam mengikuti beberapa skenario dalam mengurangi penggunaan energi kotor seperti batu bara ke energi bersih.