JAKARTA - PT Archi Indonesia Tbk resmi melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini. Dengan begitu, ARCI jadi emiten ke-21 yang mencatatkan saham perdana di BEI sepanjang tahun 2021.
Emiten tambang pure-play emas (pure-play gold producer) ini melepas sebanyak 3.725.250.000 saham biasa yang mewakili sebanyak 15,00% dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan harga Rp750.
Baca Juga: Archi Indonesia IPO Pagi Ini, Pasang Harga Rp750/Saham
Berdasarkan hasil dari penawaran saham ARCI selama masa bookbuilding dan offering period melalui sistem e-IPO, Perseroan melihat antusiasme yang luar biasa dari para investor retail sehingga pesanan yang masuk jauh melebihi porsi yang telah kami alokasikan sebelumnya (oversubscribed) untuk Penjatahan Terpusat (pooling allotment).
Oleh karena itu, selaras dengan peraturan penjatahan baru (mekanisme clawback) dari sistem e-IPO di BEI, Perseroan mengalokasikan porsi Penjatahan Terpusat untuk investor retail yang lebih tinggi daripada yang Perseroan telah alokasikan sebelumnya, serta mengurangi porsi Penjatahan Pasti (fixed allotment) untuk investor institusi.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Bakal IPO Pertengahan 2022
Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra menyampaikan rasa syukur atas dukungan yang telah didapatkan Perseroan, dimana ARCI telah cukup lama merencanakan untuk melakukan IPO.
"Ini merupakan salah satu milestones yang berhasil dicapai oleh Perseroan dan merupakan momen yang berharga
bagi kami. Kami sangat bersyukur atas kepercayaan seluruh pihak terkait yang telah mendukung Perseroan untuk merealisasikan IPO ini," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Dalam aksi korporasi ini, Archi menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Sementara itu, Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra menuturkan, sekitar 90% dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh Perseroan dan/atau Entitas Anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank.
"Sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan Perseroan serta Entitas Anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja," ucap Adam.
Pada tahun 2020, Archi mencatatkan total Pendapatan sebesar 393,3 juta dolar AS dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara, dimana sekitar 98% dari total Pendapatan Perseroan dihasilkan dari penjualan bijih emas, dan sisanya dari penjualan produk emas batangan (gold minted bars).
Selain itu, komitmen Perseroan dalam melakukan berbagai upaya efisiensi biaya juga berdampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, di mana Archi berhasil mencatatkan Laba Bersih sebesar USD123,3 juta pada tahun 2020 lalu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)