JAKARTA – Harga daging sapi di beberapa daerah mulai merangkak naik. Pedagang daging di pasar pun mengaku resah dengan tingginya harga daging sapi.
Pedagang berharap tingginya harga daging yang sudah berangsur sekira sebulan bisa segera turun. Berikut fakta harga daging sapi mahal yang dirangkum di Jakarta, Minggu (6/3/2022).
1. Stok Aman hingga Mei 2022
Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan daging sapi maupun kerbau aman dan tercukupi hingga bulan Mei 2022.
Melalui, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengatakan, hasil pendataan dan verifikasi secara faktual data ketersediaan daging sapi/kerbau bulan Februari hingga Mei 2022 sebanyak 240.948,5 ton, sedangkan kebutuhan sebanyak 238.211,8 ton, sehingga masih ada surplus 2.736,7 ton.
Ia menyebutkan, komposisi ketersediaan daging tersebut terdiri dari produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 564.360 ekor atau setara daging 101.596,0 ton, sapi impor siap potong sebanyak 174.264 ekor atau setara daging 33.404,7 ton, daging sapi/kerbau beku impor sebanyak 105.947,8 ton.
“Ini artinya secara ketersediaan daging sapi/kerbau hingga bulan Mei tercukupi. Jadi ketersediaan daging sapi/kerbau untuk bulan Ramadan dan Idul Fitri aman”, ujar Nasrullah dalam keterangan resminya.
2. Pedagang Mengeluh
Penjual Daging Sapi di Pasar Cibinong mengaku siap mogok karena tingginya harga daging sapi. Pedagang siap mogok jualan ketika harga daging menyentuh Rp130.000 per kilogram.
"Mau ada mogok kalau di angka Rp130.000. Sekarang ketengan Rp125.000," ujar penjual daging sapi Buluk kepada Okezone.
Dirinya mengaku tak mengetahui detail alasan kenaikan daging sapi. Menurutnya, hal ini menjadi permainan orang-orang di kalangan atas terkait daging sapi.
"Masih simpang siur untuk kenaikan kenapa. Tapi ini sama seperti tahun-tahun kemarin," ujarnya.
3. Tembus Rp130 Ribu per Kilogram
Harga daging sapi di beberapa daerah mulai merangkak naik. Di Pasar Modern Angsoduo Baru, Pasar, Kota Jambi, harga daging sapi pun mengalami kenaikan.
Semula, harga daging sapi hanya Rp120 ribu per kilogram, kini naik Rp10 ribu menjadi Rp130 ribu. Bahkan, menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini, harga daging sapi diperkirakan tembus Rp150 ribu per kilogram.
Menurut Hadi Nasir, salah seorang pedagang daging di Pasar Angsoduo Baru, Jambi, kenaikan harga daging sapi ini kerap terjadi menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan puncaknya terjadi pada Hari Raya Idul Fitri di setiap tahunnya.
"Saat ini saja, harga daging sapi di Jambi sebelum puasa sudah Rp130 ribu per kilogram. Sebulan ini naik Rp10 ribu per kilogram," ungkapnya.
4. Penyebab Harga Mahal
Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi mengungkapkan alasan tingginya harga daging sapi di Indonesia.
Dia menyebut, hal itu disebabkan karena harga di Australia yang tinggi, serta kurangnya pasokan dari negara tersebut.
"Masalahnya, di Australia, daging sapi sudah mengalami kenaikan harga. Cuma persoalannya, Indonesia ini menjadi pasar dunia yang dikuasai hanya satu negara eksportir sapi, yakni Australia. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, apa kata mereka (Australia), pihak importir ngikut aja," terang Asnawi saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
5. Kebutuhan Sapi Siap Potong 93% Berasal dari Australia
Asnawi menjelaskan, kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, 93% di antaranya berasal dari Australia.
Sementara dari sapi lokal hanya 7%.
"Dari tingginya kebutuhan sapi impor itu, persoalannya, pasokan sapi dari Australia berkurang karena pengurangan kapasitas ekspor di negara itu yang mestinya 80% menjadi hanya 44%," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)