JAKARTA - Kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) terus diperkuat. Melalui perusahaan plat merah, pemerintah terus menggenjot kerja sama bilateral di sejumlah sektor bisnis.
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Mohamed Al Mazrouei pun telah menyepakati kerja sama di tiga sektor bisnis yakni kesehatan, pangan dan energi.
Kesepakatan itu setelah Erick dan Mohamed melaksanakan pertemuan di gedung Kementerian BUMN, Selasa (8/3/202) lalu.
BACA JUGA:Erick Thohir: UEA Apresiasi Keberhasilan Transformasi BUMN
Dalam kesempatan itu, Erick mengatakan, otoritas Uni Emirat Arab menyatakan ketertarikannya untuk memperkuat investasinya di sektor kesehatan, pangan dan energi dalam negeri.
"UEA telah menyampaikan ketertarikannya untuk meningkatkan berbagai kerja sama dengan BUMN di sektor kesehatan, pangan, dan energi," ungkap Erick dikutip dalam akun Instagram Kementerian BUMN, Kamis(10/3/2022).
Sejalan dengan minat investasi pemerintah UEA di Indonesia, Erick mencatat ketiga sektor fundamental itu sejak awal menjadi prioritas pemerintah dan BUMN.
Hubungan bisnis Indonesia-UEA bukan kali pertama terjadi.
Sejak awal pandemi Covid-19, pemerintah telah membangun hubungan bilateral dengan negara di kawasan Timur Tengah itu.
BACA JUGA:BUMN Bidang Telekomunikasi Buka Lowongan Kerja Maret 2022, Cek Syaratnya!
Sepanjang 2021, sejumlah perjanjian bisnis telah disepakati kedua otoritas.
Hal ini ditandai dengan dimulainya perundingan ihwal perjanjian kemitraan ekonomi secara komprehensif atau Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA).
Pemerintah mengklaim perjanjian ini dapat menaikkan peringkat investasi UEA di Indonesia dari yang sebelumnya di peringkat 25.
Bahkan, secara khusus Indonesia berharap UEA dapat meningkatkan investasinya tak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi hijau, perdagangan, dan investasi di industri pertahanan.
Termasuk merealisasikan sejumlah perjanjian kerja sama yang dihasilkan dan disepakati dalam 3 tahun terakhir.
Menindaklanjuti kesepakatan itu, pada November 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan lawatan ke Dubai.
Kepala negara pun bertemu dengan Perdana Menteri UAE, Syeikh Mohammad bin Rasyid Al Maktoum.
Dalam pertemuan itu, terjadi berbagai kesepakatan kedua pimpinan negara dengan mayoritas muslim utu.
Kesepakatan baik di bidang promosi investasi, perpajakan, kerja sama antara bank sentral, saling pengakuan vaksin dan platform digital pariwisata, sertifikat dan pelatihan ABK, pendidikan dan pelatihan diplomat hingga pengelolaan hutan bakau.
Setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri, presiden juga menyapa para pebisnis UAE dalam pertemuan bisnis forum, yang kemudian bertemu dengan investor di negara setempat.
Pada kunjungannya, dihasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai USD 32,7 miliar setara Rp467 triliun (kurs Rp14.300).
Untuk diketahui, nilai perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai USD2,9 miliar, sementara dari nilainya pada Januari hingga Agustus 2021 sudah mencapai sekitar USD2,4 miliar.
Nilai investasi UEA di Indonesia periode 2017-2021 mencapai USD189,8 juta dengan sebanyak 484 proyek.
(Zuhirna Wulan Dilla)