Namun, risiko perekonomian Indonesia berasal dari tekanan luar negeri, bukan dari dalam negeri, karena fundamental dan kinerja sejauh ini yang cukup baik.
"Dilihat dari tingkat inflasi Indonesia terbilang masih rendah dari kondisi negara-negara lainnya, karena masih cukup dekat dengan harapan pemerintah, yakni di kisaran 4 persen. Kondisi itu bisa terjadi di antaranya karena bauran kebijakan fiskal dan moneter, oleh Pemerintah dan Bank Indonesia," paparnya.
Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia menuai berkah dari tingginya harga komoditas, karena merupakan eksportir batu bara dan crude palm oil (CPO).
Meskipun begitu, Indonesia tetap menanggung besarnya beban subsidi akibat harga minyak global yang membengkak.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan pekan besok, Selasa (26/7/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.020.
(Zuhirna Wulan Dilla)