JAKARTA - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (21/10/2022), memangkas kenaikannya setelah melonjak sekitar 1%, di tengah dolar yang melemah.
Dikutip Antara, adapun lompatan di pasar ekuitas dan reli imbal hasil obligasi pemerintah, menarik emas kembali ke posisi terendah tiga minggu yang dicapai sebelumnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD2,60 atau 0,16%, menjadi ditutup pada USD1.636,80 setelah diperdagangkan di kisaran terendah sesi di USD1.626,30 dan tertinggi di USD1.650,30.
Kemudian, untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 33 sen atau 1,8%, menjadi ditutup pada USD18,689 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik USD34 dolar AS atau 3,86%, menjadi ditutup pada USD915,10 per ounce.
BACA JUGA:Harga Emas Dunia Merosot Gegara Hal Ini
Diketahui, imbal hasil obligasi pemerintah AS melanjutkan perjalanan tanpa henti mereka lebih tinggi setelah data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun secara tak terduga minggu lalu, memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed yang kuat.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (20/10/2022), bahwa klaim pengangguran awal AS turun 12.000 dari minggu sebelumnya menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Tetapi rata-rata pergerakan empat minggu naik 1.250 menjadi 212.250.
"Jika suku bunga terus merayap lebih tinggi seperti yang mereka lakukan, itu akan terus menekan pasar emas dalam waktu dekat," ujar Direktur Perdagangan Logam David Meger di High Ridge Futures.
"Fokusnya terus jelas pada suku bunga dan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed,"
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah tingkat inflasi yang tinggi.
Di sisi lain, National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada (existing home) di AS turun 1,5% ke tingkat penyesuaian musiman 4,71 juta pada September, merosot untuk bulan kedelapan berturut-turut. Ini terjadi untuk pertama kalinya sejak 2007, mendukung emas.
(Zuhirna Wulan Dilla)