Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ramai Isu Resesi Global 2023, Lebih Parah Dibandingkan Pandemi Covid-19?

Fayha Afanin Ramadhanti , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |08:32 WIB
Ramai Isu Resesi Global 2023, Lebih Parah Dibandingkan Pandemi Covid-19?
Ilustrasi resesi. (Foto: Freepik)
A
A
A

Menurutnya, hal ini bertentangan dengan prinsip berbisnis.

Strategi negara tidak selalu bisa diterjemahkan ke dalam bisnis, karena keduanya merupakan hal yang berbeda.

Resesi adalah terminologi dalam makro ekonomi yang berlaku untuk skala negara, ruang lingkupnya besar.

Sedangkan bisnis berjalan dalam landasan berbeda, yaitu mikro yang ruang lingkupnya perusahaan.

Rhenald tampak menyayangkan banyak tokoh publik yang terkesan mendramatisir hal ini.

“Apalagi kemudian ada yang mendramatisasi mengatakan ‘percaya deh omongan gue, yang miskin tambah miskin, yang susah tambah susah,’ ya jangan begitu,” jelasnya.

Jadi sebaiknya masyarakat tetap hati-hati dan diharap untuk mempelajari lebih jauh mengenai resesi, agar tidak salah mengartikan.

“Terjemahan ‘tahan uang, jangan spending’ ini justru akan mengakibatkan kita memasuki era yang disebut depresi. jadi dari resesi, depresi, stagnasi, stagflasi. Jadi, jangan overthinking, jangan melebih-lebihkan, kuasai dulu pengertiannya,” pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement