Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wow! Beli Tanah di Metaverse Habiskan Rp31,4 Triliun

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 07 November 2022 |08:35 WIB
Wow! Beli Tanah di Metaverse Habiskan Rp31,4 Triliun
Teknologi Metaverse (Foto: Okezone)
A
A
A

Lahan miliknya ukurannya sebesar rumah keluarga kecil (jika kita membandingkannya dengan ukuran avatarnya).

Bagian tertinggi rumahnya adalah lantai ketiga, yang dilengkapi dengan teras. Di depan rumah, jalanan dengan zebra cross hitam-putih, dan sebuah taksi berwarna pink seliweran secara permanen, untuk bersenang-senang.

Dilihat dari langit di atas rumah, terlihat jelas seberapa besar dunia virtual ini.

"Tekan dan tahan huruf F di keyboard dan kita bisa terbang ke atas untuk melihat kawasan sekitar rumah," jelas Angie.

Di atas galeri miliknya, kita bisa melihat ribuan boks yang tampak sama, ini adalah lahan yang bisa dibeli orang, membentang hingga ke ujung cakrawala.

Voxels adalah satu dari belasan dunia virtual yang menyebut diri mereka sebagai metaverse. Ini cukup membingungkan, karena orang-orang kerap kali bicara tentang "metaverse" seakan-akan hanya ada satu dunia virtual.

Namun hingga salah satu platform mendominasi, atau dunia-dunia virtual terpisah ini bergabung, perusahaan-perusahaan menjual tanah dan pengalaman dengan versi mereka masing-masing.

Para peneliti di lembaga analis metaverse Dapp Radar berkata uang crypto senilai lebih dari USD1,9 miliar (Rp30 triliun) telah dipakai untuk membeli tanah virtual selama setahun terakhir saja, USD22 juta (Rp346 miliar) di antaranya dihabiskan untuk membeli 3.000 parsel di Voxels.

Dapp Radar mampu memonitor ini karena Voxels dibangun dengan sistem cryptocurrency Ethereum, di mana, sama seperti mata uang virtual lainnya, setiap transaksi dicatat dan dipublikasikan ke blockchain publik.

Salah satu dunia virtual lain yang paling populer adalah Decentraland yang mirip dunia kartun. Diluncurkan pada 2020, paket parsel tanak di sana dijual seharga ribuan, bahkan jutaan dolar.

Samsung, UPS, dan Sotheby's adalah beberapa merek ternama yang telah memiliki tanah di sana. Mereka membangun toko-toko dan pusat pengunjung di Decentraland.

Merek fashion mewah Philipp Plein juga memiliki satu plot tanah seluas empat lapangan sepak bola, yang diharapkan suatu saat nanti menjadi tempat dibangunnya toko dan galeri metaverse.

Meski begitu, Plein, pemilik label ini berkata ibunya tak yakin dengan uang sebesar US$1,5 juta (Rp23,6 miliar) yang digunakannya untuk membeli tanah virtual itu.

"Ibu saya menelepon dan berkata, 'Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu sudah gila? Kenapa kamu mengeluarkan begitu banyak uang, apa ini?'" dia menirukan.

Plein telah menjual berbagai barang dengan alat tukar 24 mata uang crypto secara online selama lebih dari setahun.

Di awal 2022, dia membuka sebuah toko baru di Old Bond Street di London, yang menjual pakaian dan sejumlah non-fungible token (NFT) dengan alat tukar koin crypto seperti Bitcoin dan Ethereum, juga pound sterling.

Dia berkata, membuka toko itu membantunya belajar banyak tentang metaverse. "Saya mengambil langkah berani dan menghabiskan banyak uang untuk membeli tanah virtual.

"Tapi saat itu saya berpikir, saya sudah berpengalaman 24 tahun dengan merek ini, dan apa yang harus saya lakukan kalau saya memulai dari awal lagi?"

Bagaimanpun, dengan jatuhnya nilai mata uang crypto secara umum, Dapp Radar berkata nilai real estate di metaverse telah turun mendekati level terendahnya dalam setahun.

Di Sandbox, dunia metaverse crypto yang lain, Adidas, Atari, Ubisoft, Binance, Warner Music, dan Gucci hanyalah sedikit dari merek internasional yang memiliki tanah, dan membangun pengalaman virtual untuk menjual dan mempromosikan produk serta jasa mereka.

Gucci juga punya toko di Roblox, yang bersama dengan platform gim besar lain seperti Minecraft dan Fortnite, dipandang sebagai metaverse yang paling mainstream.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement