Dia juga menambahkan meskipun di Sumatra saat ini tengah mengalami curah hujan yang tinggi, dapat dipastikan pembangunan piloting pabrik minyak makan merah masih berjalan sesuai dengan jadwal sehingga pada Januari 2023 akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
KemenKopUKM juga sudah melakukan demo masak bersama Chef Juna terkait penggunaan minyak makan merah.
"Kami dapatkan gambaran minyak makan merah ini yang akan diproduksi sangat prospektif, rasanya juga jadi lebih enak, pasti lebih sehat karena kandungan protein sangat tinggi dan dapat dinikmati masyarakat dengan harga terjangkau," jelas Zabadi.
Di tempat yang sama, Peneliti Hilirisasi PPKS Frisda Rimbun Pandjaitan menjabarkan bahwa minyak makan merah memiliki kandungan nutrisi yang sangat banyak, khususnya dalam kandungan pro vitamin A dan vitamin E.
Kandungan ini dikatakan hampir tidak dimiliki oleh minyak makan lain di dunia.
"Ini hampir enggak dipunyai minyak manapun di dunia, hanya minyak sawit yang punya. Lebih powerfull. Selain itu mengandung fitosterol dan squalen yang mengatur metabolisme antara lemak jahat dan baik sehingfa jadi ada balancing," ujar Frisda.
Menurutnya, minyak makan merah merupakan harta karun di Indonesia yang akan diangkat kembali. Frisda menegaskan minyak makan merah merupakan jalan yang paling cepat untuk memperbaiki gizi atau nutrisi dalam makanan.
"Kita ingin mengangkat kembali harta karun di minyak ini karena punya banyak nutrisi. Ini akses paling cepat untuk memperbaiki gizi atau nutrisi dari makanan. Jadi teknologi yang diinovasi PPKS ini kita pertahankan kandungan nutrisi untuk tetap masuk ke tubuh walaupun melalui penggorengan. Sehingga enggak perlu suplemen lagi seperti vitamin A dan vitamin E," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)