JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023. Dia tak menampik jika kondisi global pada 2023 sangat tidak menentu dengan banyaknya dinamika gejolak saat ini.
"Kalau kita lihat 2023, apakah tantangan kita untuk tetap bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5%? Melihat environment global, geopolitik yang menimbulkan dampak. Meskipun kita juga lihat, kejadian geopolitik itu turning point, seperti perang pada bulan Februari 2022 di tengah-tengah kami yang sedang meng-host pertemuan menteri-menteri keuangan waktu itu," ujar Sri, Jumat (2/12/2022).
Menurutnya, tahun ini sektor ekonomi dikejutkan dengan adanya perang Rusia-Ukraina. Perang tersebut, kata Sri Mulyani, menjadi turning point yang mengubah semua dinamika pembahasan Finance Track di G20.
"Nah di sini kita melihat, bahwa kemungkinan juga turning point bisa terjadi juga di tahun 2023 kalau kemudian terjadi negosiasi dan kemudian perangnya berhenti," ungkap Sri.
Bendahara Negara ini memproyeksi paling tidak setengah tahun lamanya di tahun depan, suku bunga akan tetap tinggi bersamaan dengan menurunnya inflasinya yang mungkin mulai bertahap. Itu risiko pertama yang harus dilihat.
"Dan interest rate yang tinggi beberapa saat, bahkan beberapa pejabat tinggi di The Federal Reserve (The Fed) menyampaikan is gonna be high for relatively long. Ini berarti dampak terhadap ekonomi di negara maju mungkin akan terasa sepanjang tahun 2023. Dampaknya terhadap perekonomian kita tentunya adalah satu, kalau interest rate high, maka terjadi capital outflow. Itu yang sekarang kita rasakan. Surat Berharga Negara (SBN) kita dalam hal ini termasuk yang terkena capital outflow dari non residen," bebernya.
Baca Juga: BuddyKu Fest: Challenges in Journalist and Work Life Balance Workshop
Follow Berita Okezone di Google News