Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Periskop 2023: Ekonomi Indonesia di Tengah Ancaman Resesi

Clara Amelia , Jurnalis-Selasa, 03 Januari 2023 |13:29 WIB
Periskop 2023: Ekonomi Indonesia di Tengah Ancaman Resesi
Periskop 2023 Ekonomi Dunia Diramal Resesi. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Ekonomi 2023 diramal mengalami resesi. Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary Fund (IMF) bahkan meperkirakan sepertiga ekonomi dunia alami resesi di tahun ini.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan 2023 akan menjadi tahun lebih sulit dibanding sebelumnya karena perekonomian AS, Uni Eropa dan China melambat.

Selain itu, perang di Ukraina, kenaikan harga-harga, suku bunga yang naik dan penyebaran Covid di China menambah beban ekonomi dunia di tahun ini.

“Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi,” kata Georgieva.

“Bahkan di negara yang tidak mengalami resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang,” kata dia.

Baca Juga: Optimistis Sambut 2023, Jokowi: Insya Allah Ekonomi Bisa di Atas 5% Lagi

Dalam laporan the world Economic Outlook di Oktober 2022, IMF pun mengoreksi negatif prospek pertumbuhan ekonomi global di 2023 sebesar 0,4 point atau presentasi dari 3,6% menjadi 3,2%.

Bank Indonesia juga memperkirakan ekonomi dunia tumbuh sebesar 3,0% pada 2022 dan menurun menjadi 2,6% pada 2023.

Menyikapi tahun yang berat, Presiden Jokowi pun meminta semua pihak untuk waspada dan hati-hati. Meski dirinya yakin bahwa ekonomi Indonesia di tahun ini masih tetap tumbuh di atas 5%.

"Saya optimis di 2022 pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Kita harapkan kita berdoa tahun 2023 ini bisa di atas 5% lagi," ungkapnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Siap Hadapi Ujian Berat di Tahun Baru 2023

Kepala Negara mengatakan, 2023 adalah tahun ujian, namun akan adanya kenaikan presentasi ekonomi bila Indonesia berhasil melewatinya.

Menurutnya, optimisme tersebut dia dapatkan dikarenakan Indonesia mampu melewati tahun 2022 yang disebut-sebut sebagai tahun turbulensi.

"Kalau melihat secara global, tahun 2022 adalah tahun turbulensi. Tahun 2023 ini adalah tahun ujian. Kalau kita bisa melewati turbulensi kemarin di 2022, kita harapkan di tahun 2023 ini kalau bisa lewati, Insya Allah di tahun 2024 akan lebih mudah bagi pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi.

Keyakinan Presiden Jokowi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% tahun ini pun diamini IMF dan sejumlah lembaga keuangan internasional dan Bank Indonesia.

IMF dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia 2023 berada di level 5%. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 masih cukup kuat, meskipun lumayan berat untuk setinggi asumsi 2023 di APBN. Namun perkirakan masih akan berada di sekitar 5%.

"Hal ini sudah ada juga sesuai dengan prediksi terakhir dari banyak lembaga internasional IMF bank dunia dan juga bloomberg consensus," ujar Febrio.

Kemudian dia mengatakan, beberapa hal yang diperkirakan masih bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di sekitar 5% di tahun 2023 adalah ekonomi Indonesia memiliki eksposur yang relatif terbatas terhadap perekonomian global dengan domestik demand yang cukup besar khususnya konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, terkait inflasi, Febrio menyampaikan sampai sejauh ini masih terus terkendali. Bahkan menurutnya, Indonesia masih mempunyai peluang besar untuk menekan inflasi.

"Kita punya peluang untuk terus menjaga ini terkendali dan bahkan bisa lebih rendah lagi, ini terutama terkait efektivitas dari pengendalian inflasi makanan yang dilakukan oleh tim pengendali inflasi pusat dan daerah yang melibatkan banyak sekali stakeholder dari pusat sampai daerah," jelasnya.

Lalu, investasi juga diproyeksikan masih tumbuh stabil dengan likuiditas perbankan yang masih tumbuh serta juga masih dipengaruhi oleh efek positif dari komoditas boom yang masih ada, serta di Industri pengolahan berbasis sumberdaya yang hasilnya sudah terlihat dari hilirisasi.

Berikutnya, kinerja ekspor juga diperkirakan masih bisa tumbuh. Menurut Febrio, sektor manufaktur berbasis consumer goods mungkin akan terdampak perlambatan Global namun komposisi ekspor yang cukup besar pada komoditas akan menahan kinerja ekspor tidak terlalu turun.

Apakah Indonesia Akan Kena Resesi 2023?

Mantan Menkeu Chatib Basri menilai kecil kemungkinan ekonomi Indonesia mengalami resesi di tahun ini.

“Saya tidak melihat kemungkinan Indonesia untuk mengalami pertumbuhan negatif, mungkin pertumbuhan ekonomi akan melemah, tetapi tidak negatif,” katanya.

“Barangkali dalam skenario kasus terburuk, kita mungkin akan tumbuh 4% secara tahunan di bawah situasi seperti ini,” kata Chatib.

Menurutnya, Indonesia lebih kecil terdampak resesi global karena keterhubungannya dengan rantai pasok global masih rendah, sebagaimana tampak dari sumbangan ekspor terhadap PDB yang hanya mencapai 19,79% di kuartal II 2022.

Penting untuk menyiapkan diri terhadap potensi terburuk, tetapi optimisme tetap perlu dijaga secara berkelanjutan agar masyarakat terus bersedia membelanjakan uang mereka. Pasalnya lebih dari 50% dari PDB disumbang oleh konsumsi masyarakat.

Keyakinan ekonomi Indonesia tetap cerah juga diyakini Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I OJK Teguh Supangkat. Menurutnya, tren perlambatan ekonomi di tengah tingginya ketidakpastian dan eskalasi berbagai risiko global serta beberapa faktor domestik di setiap negara yang ada.

"Tapi kalau kita lihat di hal ini kita harus terus positif untuk mengatasi hal ini karena dengan optimistik dan juga positif thinking kita akan selalu bisa mengatasi hal-hal yang ada," ungkap Teguh.

Menurut Teguh, meski dunia berada di ambang beberapa hal terkait dengan ketidakpastian ini, tetapi beberapa negara memiliki pondasi perekonomian yang baik dan terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Secara umum, di benua Asia terutama Asia Tenggara diprediksi masih cukup kuat menghadapi kondisi yang ketidakpastian di tahun depan.

"Nah ini di Asia Tenggara melihat rata-rata pertumbuhan ekonomi di proyeksi berada di Kisaran 5% pada tahun 2022. Lalu bagaimana dengan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan?," katanya.

Menteri Keungan Sri Mulyani juga menyatakan siap menghadapi tantangan di 2023. Bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) siap menjalankan secara konsisten dalam membangun pondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan tentu dipercaya.

Menurutnya, ini adalah sebuah tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi pasar modal yang sangat besar di Indonesia.

"Kami berharap dengan Bapak Presiden hadir pada pagi hari ini, akan memberikan tidak saja arahan, tapi yang paling penting semangat dan motivasi dari seluruh pelaku pasar, SRO, dan tentu saja dari OJK di dalam rangka untuk terus membangun integritas dan kepercayaan para investor terutama investor pemula dan yang muda, yang sekarang ini menganggap diri mereka sebagai pemain di pasar dalam negeri, pasar mereka sendiri," papar Sri Mulyani.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement