JAKARTA - Melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika akan menjadi tantangan yang berat bagi IKM furnitur dan kerajinan karena banyak dari kawasan negara tersebut merupakan importir furnitur terbesar di dunia.
Menanggapi hal ini, Direktur Jendral Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni yanita mengatakan kalau pelaku IKM furnitur dan kerajinan harus terus mengeksplorasi dan berinovasi agar bisa bersaing dengan produk luar negeri.
“Adapun lima negara importir furnitur terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda dengan total nilai impor sebesar USD145,3 miliar. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif, yaitu dengan mengidentifikasi negara-negara nontradisional sebagai alternatif negara tujuan ekspor,” kata Reni.
Dia menambahkan diperlukan penyediaan faktor-faktor produksi utama, yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja untuk meningkatkan pertumbuhan serta perluasan pasar industri furnitur dan kerajinan.
Reni mengungkap kalau iklim tropis dan melimpahnya bahan baku di Indonesia bisa menjadi potensi besar untuk pengembangan industri furnitur dan kerajinan.
“Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, di mana daerah penghasil rotan di Indonesia berada di berbagai pulau, terutama di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera,” ucapnya.
Baca Selengkapnya: 5 Importir Furnitur Terbesar di Dunia
(Taufik Fajar)