Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Hari Buruh Identik dengan Demo? Begini Sejarahnya

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Selasa, 02 Mei 2023 |13:19 WIB
Kenapa Hari Buruh Identik dengan Demo? Begini Sejarahnya
Ilustrasi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA-Kenapa Hari Buruh identik dengan demo? Begini sejarahnya untuk memperingati Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh atau yang kerap disebut May Day memang kerap diwarnai aksi unjuk rasa atau demo. Seperti halnya pada 1 Mei 2023 kemarin, di mana aksi Hari Buruh di Jakarta diikuti oleh sekitar 50 ribu orang.

Lantas, kenapa Hari Buruh identik dengan demo? Hal ini karena sejarah panjang perjuangan para buruh untuk mendapatkan hak-haknya yang layak, termasuk hak atas upah yang adil, jaminan kesehatan, keselamatan kerja, dan hak untuk membentuk serikat buruh atau organisasi perjuangan.

May Day atau Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei lahir dari adanya solidaritas antar pekerja di Amerika Serikat yang kala itu diharuskan bekerja lebih dari 16 jam perhari dengan gaji yang sangat rendah dan tanpa adanya jaminan yang memadai.

Lalu pada 1886 muncullah gerakan pekerja yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai pekerja. Salah satu yang diperjuangkan adalah tuntutan 8 jam kerja per hari.

Aksi ini awalnya diikuti oleh 250 ribu pekerja, namun lambat laun bertambah hingga 350 ribu pekerja yang turun ke jalanan. Gerakan ini akhirnya menjalar ke berbagai daerah lainnya, bahkan hingga ke benua Eropa dan Australia.

Sempat terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dan demonstran di Chicago pada 3 Mei 1886. Kejadian yang dikenal dengan Tragedi Haymarket ini mengakibatkan empat orang demonstran dan tujuh polisi tewas dan banyak pekerja serta aktivis yang ditangkap.

Akhirnya pada 1889 diadaikan Kongres Buruh Internasional di Paris, Prancis, sebagai tanda puncak dari peristiwa panjang ini. Kongres yang dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara ini akhirnya menetapkan pemberlakuan 8 jam kerja per hari.

Karena itulah setiap 1 Mei dijadikan sebagai Hari Buruh Internasional untuk memperingati perjuangan kaum buruh dalam memperjuangkan hak-haknya.

Melansir dari laman Kebudayaan Kemendikbud, peringatan Hari Buruh di Indonesia di mulai pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Gagasan ini muncul karena di masa itu harga sewa tanah terlalu murah untuk dijadikan lahan perkebunan, namun para pekerja mendapatkan upah yang tak layak.

Sedangkan setelah kemerdekaan, Hari Buruh ditetapkan pada 1 Mei 1946 oleh Kabinet Sjahrir dalam UU No 12/1948. Lalu pada 1 Mei 2013 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Di Indonesia, Hari Buruh juga identik dengan aksi demo dan unjuk rasa yang dilakukan oleh para buruh setiap tahunnya. Para buruh biasanya menuntut perbaikan upah, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, serta perlindungan hak-hak pekerja. Aksi demo ini seringkali menjadi momentum bagi para buruh untuk menyampaikan aspirasi dan menuntut perubahan dalam sistem ekonomi dan politik yang dianggap tidak adil bagi mereka.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement