Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Kualitas Udara Buruk Disorot Presiden Jokowi, Apa Penyebabnya?

Hafizhuddin , Jurnalis-Sabtu, 19 Agustus 2023 |03:31 WIB
5 Fakta Kualitas Udara Buruk Disorot Presiden Jokowi, Apa Penyebabnya?
Presiden Jokowi soroti polusi udara di Jabodetabek. (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) sangat buruk.

Hal tersebut disampaikan Jokowi pada Rapat Terbatas (Ratas) terkait Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023.

Berikut fakta tentang kualitas udara Jabodetabek yang dirangkum Okezone, Sabtu, (19/08/2023):

1. Indeks Kualitas Udara DKI Jakarta Tidak Sehat

Jokowi mengatakan pada tanggal 13 Agustus 2023, indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat.

"Kita akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir, kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk,” kata Jokowi dalam Rapat Terbatas terkait Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023.

2. Jokowi Dorong Kerja dari Rumah

Presiden Jokowi mendorong pelaksanaan Work From Home (WFH) hingga rekayasa cuaca untuk meningkatkan kualitas udara di wilayah Jabodetabek.

Dalam jangka pendek, Jokowi memerintahkan secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.

"Dan jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home. Mungkin saya tidak tahu kesepakatan di ratas ini apakah 75- 25 atau angka yang lain," kata Jokowi.

Dalam jangka menengah, Jokowi meminta untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan beralih ke transportasi massal.

3. Rekayasa Cuaca

"Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6 khususnya di Jabodetabek," kata Jokowi dalam arahannya pada ratas terkait Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka.

Jokowi juga memerintahkan untuk memperbanyak ruang terbuka hijau. Jokowi mengakui hal tersebut memerlukan anggaran, dirinya meminta untuk dipersiapkan.

4. Penerapan Sistem 4 In 1 Demi Tekan Polusi Udara

Sistem 4 in 1 bakal dipilih pemerintah untuk meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek. Jadi mobil yang akan melintas Jakarta utamanya harus berisi empat orang.

Menyikapi rencana penerapan 4 in 1, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai tidak efektif cara tersebut digunakan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di Ibu Kota Jakarta.

“Saya kira 3 in 1, 4 in 1, maupun Ganjil-Genap itu sudah gak efektif lagi," ujarnya saat dihubungi Okezone, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2023.

Dengan dibuatnya sistem-sistem tersebut tidak membantu dalam menyelesaikan permasalahan udara dan lingkungan yang terjadi. Dibuktikan dengan masih adanya kemacetan yang menunjukan tingkat pengguna mobil dan motor sendiri yang masih cenderung tinggi juga.

5. Penyebab Kualitas Udara di Jabodetabek Semakin Buruk

Jokowi mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan kualitas udara di Jabodetabek semakin buruk, di antaranya musim kemarau berkepanjangan hingga pembuangan emisi.

"Kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi. Serta pembuangan emisi dari transportasi," katanya.

Faktor lainnya, kata Jokowi, dikarenakan adanya aktivitas industri di Jabodetabek yang menggunakan batubara.

"Dan juga aktivitas industri di Jabodetabek terutama yang menggunakan batubara di sektor industri manufaktur," ungkapnya.

"Kita akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir, kualitas udara di Jabodetabek sangat, sangat buruk," kata Jokowi dalam arahannya.

"Tanggal 13 Agustus 2023, indeks kualitas di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," tambahnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement