"Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana saya taruh. Dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini," ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat untuk mempertanyakan sejauh mana kontribusi mereka terhadap bangsa.
"Kau tanya pada dirimu apa yang sudah kau berikan pada negara ini. Apakah kau memberikan keributan atau kau memberikan pikiran-pikiran yang untuk membuat Indonesia lebih bagus," lanjutnya.
Menurut Luhut, polemik seperti ini hanya membebani pemerintah dan mengganggu fokus pada hal-hal yang lebih substantif.
"Jangan kita memberikan pikiran-pikiran tambahan pada pemerintah yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan karena itu adalah persoalan-persoalan yang tidak relevan dalam hal ini," tuturnya.
Dia menutup dengan penekanan pada pentingnya menjaga akal sehat dalam menyikapi perbedaan di tengah masyarakat.
"Saya pikir akal sehat kita perlu dikedepankan. Jangan kita mengeklaim diri kita seorang intelektual tapi kita tidak menggunakan akal sehat kita melihat perbedaan-perbedaan di sana-sini. Perbedaan itu pasti ada sejak dunia ini ada. Tapi saya berharap perbedaan-perbedaan itu jangan dijadikan alat untuk kita berkelahi sesama kita," pungkasnya.
(Taufik Fajar)