Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Emas Logam Mulia Berpotensi Tembus Rp2,3 Juta per Gram

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 06 Oktober 2025 |19:21 WIB
Harga Emas Logam Mulia Berpotensi Tembus Rp2,3 Juta per Gram
Harga Emas Logam Mulia Berpotensi Tembus Rp2,3 Juta per Gram (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Harga emas logam mulia di pasar domestik berpotensi menembus level Rp2.300.000 per gram pada bulan Oktober 2025. Kenaikan harga emas tersebut didorong oleh lonjakan harga emas dunia yang mendekati USD3.900 per ounce, ditambah oleh pelemahan Rupiah dan ketidakpastian global.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan momentum kenaikan harga emas akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Harga emas dunia tadi menjelang siang menyentuh level USD3.900. Ada kemungkinan besar dalam bulan Oktober ini USD3.950 akan tercapai. Kalau untuk USD4.000 kemungkinan terjadi di awal-awal bulan November,” kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/10/2025).

Sejalan dengan tren global dan pelemahan rupiah, harga emas di Indonesia telah menembus level Rp2.250.000.

“Ada kemungkinan besar di bulan Oktober ini, kalau seandainya di USD3.950 (emas dunia), kemungkinan akan terkena di level Rp2.300.000,” tambahnya.

Pada awal pekan, Senin (6/10/2025), harga emas Antam (ANTM) sendiri kembali naik Rp11.000 menjadi Rp2.250.000 per gram, dengan harga buyback juga naik Rp11.000 ke Rp2.098.000 per gram.

 

Ibrahim juga mengidentifikasi beberapa faktor utama yang membuat harga emas (sebagai safe haven) terus melonjak seperti perselisihan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres yang menyebabkan ancaman shutdown pemerintahan federal masih terjadi, menciptakan ketidakpastian politik.

Situasi diperparah oleh penolakan Jaksa Agung terhadap perintah Presiden Donald Trump untuk mengerahkan 200 Garda Nasional (National Guard) ke Oregon untuk mengatasi demonstrasi di kantor imigrasi.

Di tengah ketidakpastian federal, 99 persen para ekonom bereskpektasi Bank Sentral Amerika (The Fed) akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan di bulan Oktober, yang membuat Dolar AS melemah dan emas menguat.

Terpilihnya politisi konservatif, Taka Ichi, sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal yang dikenal dovish dalam hal fiskal. Hal ini mengindikasikan Bank Sentral Jepang kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga, mempertahankan pelemahan Yen dan mendukung penguatan aset safe haven.

Perang dagang antara AS dan China diperkirakan masih akan berkecamuk, terutama setelah biaya impor AS dari China dinaikkan dua kali lipat, mengindikasikan masalah ekonomi di China.

Di Eropa, Ukraina terus mengintensifkan serangannya terhadap fasilitas energi Rusia, menargetkan kilang minyak terbesar seperti kilang Kirishi. Peningkatan serangan ini dilakukan setelah menteri keuangan negara-negara G7 mengambil langkah untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia.

Meskipun di Timur Tengah ada sedikit sinyal positif setelah Presiden Trump mengatakan diskusi antara Israel dan Hamas sangat positif, ketegangan di Eropa dimana Rusia adalah anggota OPEC+ dan memiliki cadangan minyak terbesar masih membara dan akan terus memengaruhi perekonomian global, sehingga mendorong kenaikan harga emas.

"Nah sehingga apa? Sehingga ini akan berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Nah ini yang membuat harga emas dunia terus mengalami kenaikan," pungkas Ibrahim.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement