JAKARTA - PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) menyatakan tidak terjadi penurunan permintaan udang pada waktu krisis keuangan global kemarin.
"Permintaan udang tetap stabil, namun persediaan dari produksi terbatas dan hampir semua produsen udang dunia terkena virus IMNV," kata Sekretaris Perusahaan CPRO Albert Sebastian kepada Bursa efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Minggu (7/2/2010).
Menurutnya, adapun produsen udang yang terkena virus ini ada Brazil, Vietnam, dan Thailand, sehingga harga udang cenderung meningkat dari USD6,8 di 2008 menjadi USD7,4 di 2009. Selain itu, revitalisasi tambak Aruna Wijaya Sakti akan dilakukan bertahap pada 2010 ini dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perseroan.
Sebagian besar tambak udang CPRO tetap beroperasi, hanya sebangian di Central Pertiwi Bahari yang masih dalam proses pemeliharaan dan perbaikan dalam rangka penanganan virus. Setelah virusnya dibersihkan, tentu saha tidak bisa langsung digunakan, tetapi harus melewati beberapa proses persiapan.
Menyoal adanya PHK, Albert mengakui, perseroan hanya tidak memperpanjang kotrak karyawan yang berstarus pekerja non-permanen. "Kalaupun ada PHK itu karena sukarela karyawan yang mengundurkan diri," pungkasnya.
Saat ini saham CPRO masih disuspensi oleh pihak otoritas bursa. Sebelumnya, kinerja keungan CPRO untuk tahun 2009 mengalami penurunan yang significan. Akibatnya, obligasi (notes) yang dikeluarkan oleh anak usahanya terancam gagal bayar. CPRO lalu mengajukan kesepakatan negoisasi pada pemegang notes tersebut (standstill agreement).
Saat inipun pihaknya tengah menunggu beberapa tanda tangan dari pihak pemegang obligasi mayoritas agar standstill agreement tersebut akan dinyatakan efektif. Standstill agreement tersebut, lanjutnya baru sah bila minimal sudah direpresentasikan lebih dari 50 persen dari jumlah pemegang obligasi tersebut. (wdi)
(Rani Hardjanti)