DEPOK - Sebagai salah satu kota di Jawa Barat, Depok tergolong kota yang sedikit memiliki lahan persawahan. Sedikitnya saat ini masih terdapat dua ratus hektare (ha) lahan sawah yang diandalkan para petani untuk memproduksi beras.
Bahkan kualitas beras jenis padi Ciherang yang dikembangkan di Depok dapat diakui keunggulannya. Hal itu diklaim oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang membeli beras dari petani di kawasan Meruyung, Limo, Depok.
“Saya sudah mencoba sendiri mengonsumsi beras yang diproduksi di Depok, kualitasnya bagus, pulen, hal itu menjadi satu indikator bahwa Depok masih dan selalu rutin memproduksi beras setiap tahun,” katanya kepada wartawan di Balaikota Depok, Rabu (8/6/2011).
Nur Mahmudi menambahkan meski para petani Depok masih memproduksi padi, namun masih jauh harapan dan kecil kemungkinan bagi Depok untuk swasembada beras. Rata-rata, kata dia, produksi beras di Depok hanya untuk meningkatkan perekonomian dan kehidupan para petani.
“Orang Depok makan beras Depok masih jauh, keburu habis, luasan yang ada sangat terbatas hanya 357 ha, tidak terlalu besar dibandingkan kebutuhan, rata-rata mereka untuk makan sendiri, atau dijual ke pasar,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Depok Eka Bachtiar mengatakan untuk meningkatkan produksi beras pihaknya terus memberikan penyuluhan kepada para petani, dan intensifikasi lahan pertanian. Jumlah produksi padi di Depok yakni sebanyak lima ribu ton per tahun.
“Tidak bisa kalau kita swasembada, karena hanya tujuh kecamatan dari sebelas kecamatan di Depok yang masih memiliki lahan pertanian, hanya untuk se Jawa Barat kami masih pada rata-rata yakni enam ton produksi beras untuk setiap satu hektar sawah,” tandas Eka.
Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan kota Depok juga terus memberikan pelatihan, serta penerapan teknologi baru, dan peningkatan benih. Sedikitnya terdapat 973 petani di Depok yang berharap lahan persawahan tetap dipertahankan.