JAKARTA - Menutup akhir pekan kali ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksikan berpeluang menguat meskipun masih terbatas. Sentimen eksternal yang belum juga stabil bisa mengakibatkan pelemahan, IHSG pun diprediksi akan menguat dalam kisaran yang terbatas.
Managing Research Aalyst Indosurya Securities, Reza Priyambada menuturkan, pergerakan IHSG akan ditopang oleh indeks sektor konsumer, keuangan, dan manufaktur karena indeks di sektor tersebut sudah berada di bawah area overbought.
Kendati demikian, dalam perdagangan kali ini, investor mempunyai potensi untuk melakukan aksi profit taking, karena beberapa waktu terakhir IHSG mengalami penguatan.
"Indeks awalnya berada di bawah 3.750 dan sekarang sudah mencapai 3.829, jadi tidak menutup kemungkinan untuk investor dapat melakukan aksi profit taking. Indeks kali ini akan bergerak pada kisaran support di 3.791-3.809 dan resistance di 3.837-3.842," ungkap Reza kala dihubungi okezone, Jumat (24/6/2011).
Selain itu, pelaku pasar sendiri masih cenderung wait and see akan perkembangan perekononomian dan pegerakan di bursa saham regional. Seperti contoh pada pasar di Amerika Serikat (AS).
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pasar saham AS jatuh setelah Federal Reserve memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini dan tahun berikutnya, tanpa mengisyaratkan ada rencana untuk melanjutkan stimulus.
Investor berharap adanya komentar positif dari Gubernur the Fed Ben Bernanke, tapi kenyataannya sebaliknya. Dan itu memberi mereka alasan untuk melakukan aksi jual setelah rally empat hari yang mengangkat saham dari tiga bulan terendah.
Seperti diketahui, IHSG, Kamis 23 Juni ditutup menguat 1,82 poin ke 3.823,65. Indeks LQ45 naik 0,87 poin ke 676,75 dan Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,6 poin ke 524,7.