Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Agustus, Pertumbuhan Kredit Perbankan Tembus 24,45%

Idris Rusadi Putra , Jurnalis-Kamis, 25 Agustus 2011 |16:14 WIB
Agustus, Pertumbuhan Kredit Perbankan Tembus 24,45%
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit perbankan hingga minggu ketiga Agustus 2011 mencapai 24,45 persen secara tahunan alias year on year (yoy), secara year to date (ytd) kredit perbankan tumbuh 13,36 persen.

"Sampai Agustus 2011 kredit perbankan sudah tumbuh Rp234,57 triliun atau 13,36 persen ytd (year to date). Sementara secara yoy 24,45 persen," ungkap Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Wimboh Santoso, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/8/2011).

Wimboh menambahkan, target pertumbuhan kredit pada 2011 ini sebesar 23,5 persen. Namun, sambung Wimboh, pertumbuhan kredit yang cukup tinggi ini masih masuk dalam rencana bisnis dan dalam lingkup aman.

"Business plan sampai Agustus masih masuk akal dan persentase ytd sudah 56,84 persen dari target RBB (rencana bisnis bank) perbankan yang disepakati perbankan pada 2011," paparnya.

Untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan secara ytd meningkat Rp114,57 triliun atau tumbuh 4,9 persen. Secara yoy sudah tumbuh 18,47 persen.

"Memang pertumbuhan kredit lebih besar daripada DPK. Dan untuk pembiayaan 2011 perbankan menggunakan instrumen di BI yang ada di SBI, sehingga ini juga menurun secara ytd menjadi Rp53,7 triliun," tambahnya.

Wimboh menambahkan, secara umum likuiditas perbankan sampai saat ini masih terjaga. Kalau nanti harus mencapai bisnis plan di pertumbuhan kredit, likuiditas perbankan masih dianggap mampu menjaganya. "Tidak perlu ada kekhawatiran likuiditas perbankan menurun karena kredit tinggi," paparnya.

Karena pertumbuhan kredit ini cukup tinggi bahkan melebih pertumbuhan DPK, perbankan yang menggunakan dananya di SBI, FASBI, dan term deposit turun menjadi Rp57,4 triliun.

"Artinya kalau bank men-switch dari menggunakan dananya di BI yang suku bunganya rendah 5,7 persen lalu ditaruh ke instrumen lain yang bunganya tinggi untungnya akan lebih optimal," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement