Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengintip Kondisi Pasar Saham di 2012

Yuni Astutik , Jurnalis-Senin, 28 November 2011 |14:18 WIB
Mengintip Kondisi Pasar Saham di 2012
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Pada akhir semester II-2011, volatilitas pasar saham diperkirakan akan menurun serta langsung bangkit mencapai puncaknya.

"Secara keseluruhan, Trimegah melihat IHSG akan fully supported di level 2.700 yang merupakan level support kuat dari tren jangka panjang yang meningkat. Sedangkan target IHSG di akhir 2012 adalah 4.150-4.250," ungkap Direktur Utama PT Trimegah Securities Tbk Omar S Anwar saat konferensi pers, 2012 Indonesia Strategy Opportunity in Volatility, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Omar juga menyatakan jika ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan di 2012, antara lain di sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI). Sementara dari sektor semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan sektor ritel yaitu PT Ace Hardware Tbk (ACES) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Selanjutnya sektor batu bara seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Kemudian dari sektor perkebunan yaitu PT BW Plantations Tbk (BWPT) dan PT London Sumatera Plantations Tbk (LSIP). Serta untuk alat berat yakni PT United Tractors (UNTR). "Saham-saham itu menurut kami yang nantinya memiliki prospek menarik di 2012 nanti," imbuhnya.

Dia juga menambahkan jika pandangan terkait kondisi pasar modal di 2012 yang secara umum akan diwarnai volatilitas dan ketidakpastian akibat dampak krisis global terutama krisis Eropa.

Krisis utang di Eropa dikatakan telah menyebar ke berbagai negara dan diperkirakan baru akan mencapai klimaks pada pertengahan 2012. Permintaan dan supply yang kuat, serta disokong perusahaan yang kuat menunjukkan potensi pasar domestik yang akan membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang sangat menarik dan relatif aman terhadap dampak krisis utang dan Eropa.

Selain itu, dia juga menyebutkan di 2012 akan diwarnai ketidakpastian akibat krisis Eropa. Hal tersebut dapat berdampak pada pasar obligasi Indonesia seperti terjadinya capital outflow.

Dengan dominasi investor asing yang tinggi pada obligasi Indonesia, jika terjadi capital outflow, hal tersebut akan menyebabkan penurunan harga obligasi dan peningkatan imbal hasil atau yield.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement