JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan, dana untuk memenuhi kebutuhan konverter kit di dalam negeri adalah sekira Rp400 miliar. Dana itu, kata dia, antara lain akan digunakan untuk mengimpor konverter kit dari negara-negara produsen.
Pemerintah telah menjajaki kerja sama transfer teknologi dengan produsen konverter kit asal Italia dan Korea Selatan. Indonesia kemungkinan nantinya akan mengimpor konverter kit untuk tahap awal sekira 25 ribu unit atau 10 persen dari total kebutuhan. Kebutuhan awal konverter kit untuk konversi BBM ke BBG berkisar 250 ribu unit.
"Saya sedang minta anggaran dari Kementerian Keuangan supaya dapat pembiayan sehingga bisa impor konverter kit. Pertama kali tidak sampai Rp400 miliar dari total anggaran Rp1 triliun," kata Hidayat di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia menambahkan, dana untuk mengimpor konverter kit hanya bersifat sementara. Dana itu akan digunakan sambil menunggu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa memproduksi konverter kit sendiri.
Seperti diketahui, tiga BUMN ditunjuk untuk memproduksi konverter kit, yakni PT Wijaya Karya (Wika), PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia (DI).
"Rp400 miliar hanya untuk impor sementara lalu tiga BUMN yang ditunjuk bisa produksi sendiri," jelasnya.
Selain BUMN, kata dia, produsen konverter kit lainnya yang mampu memproduksi di dalam negeri juga akan didukung oleh pemerintah.
Koperasi Industri Komponen Otomotif (KIKO) sebelumnya menyatakan, akan memproduksi sekitar 2.000 unit konverter kit. "Semua yang punya potensi akan dibantu oleh Kementerian Perindustrian," tandasnya.