BANDUNG - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, menyampaikan kronologi pendakian Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo ke Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Surono yang ditujuk Kementerian ESDM sebagai Koordinator Evakuasi Wamen ESDM, menyebutkan, dirinya menerima kabar dari Pos Pemantau Gunung Tambora bahwa Wamen ESDM akan naik gunung dengan ketinggian 2.851 mpdl, Jumat 20 April kemarin.
"Karena Wamen tentu saya harus bertanggung jawab. Tapi Wamen tak kasih tahu dulu ke saya bahwa beliau akan naik ke Gunung Tambora. Saya komunikasi dengan Bapak Wamen, katanya, sudahlah engga usah repot-repot karena saya sudah biasa," tutur Surono, di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Bandung, Sabtu (21/4/2012).
Namun, ternyata Wamen sudah menyatakan kepada Kepala Pos Pemantau Gunung Tambora, Abdul Haris, bahwa dirinya dan rombongan akan naik ke puncak. Akhirnya Surono menyampaikan instruksi kepada Abdul supaya mendampingi Wamen ESDM ke puncak Tambora.
Rombongan bersama Wamen total sebanyak 23 orang. Sebut Surono, rombongan terdiri dari Wamen ESDM, asistennya, petugas Pos Pemantau Tambora dua orang, wartawan dua orang, porter tiga orang, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima dan Dompu, beberapa staf, relawan tiga orang, driver empat orang.
Pada Jumat 20 April sekira 15.30 WITA, Wamen ESDM dan rombongan tiba di Pos 1 Gunung Tambora. Lalu sekira pukul 18.30 WITA rombongan tiba di Pos 2 Gunung Tambora. Hingga pukul 19.00 WITA rombongan tiba di Pos 3 Gunung Tambora.
"Di Pos 3 inilah pos terakhir untuk istirahat," kata Surono.
Sambungnya, rombongan istirahat dari pukul 19 itu sampai Sabtu (21/4/2012) 03.00 WITA. Selanjutnua, pukul 03 tersebut rombongan berangkat dari Pos 3 menuju puncak Gunung Tambora.
"Dalam perjalanan, disampaikan oleh petugas pos pengamat kami bahwa Pak Wamen itu tidak fit. Berkali-kali beliau istirahat namun tetap melanjutkan perjalanan dibantu rekan-rekannya dalam rombongan," ungkapnya.
Lalu sekira pukul 09.30 WITA, Wamen dan rombongan tiba di bibir kawah Gunung Tambora. Di sana, Wamen kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Surono dimintai bantuan segera oleh pengamat pos. Saat itu pula, Surono menghubungi Basarnas dan pihak Newmont untuk mengevakuasi.
Namun kondisi cuaca saat itu tidak mendukung, terutama kabut tebal. Bahkan Surono sempat menyarakan supaya tim di TKP membuat asap supaya memudahkan tim evakuasi untuk melihat posisi Wamen. "Tapi helikopter tidak bisa berhasil. Saya katakan evakuasi lebih ke bawah lagi," tuturnya.
Lalu pukul 15.00 WITA, rombongan ke Pos 3 hingga ke pukul 16.00 sampai di pos satu. Dan sore tadi pukul 16.00 WITA lebih, Surono berbicara dengan dokter Wendi dari Puskesmas Kalabahi.
Kata Dokter Wendi, tutur Surono, saat itu secara medis dilakukan pemeriksaan terhadap Wamen ESDM. Saat itu, dinyatakan bahwa Wamen telah meninggal dunia.
Lanjut Surono, detik-detik pendakian Wamen hingga menghadapi masa kritis itu semua disampaikan kepada Menteri ESDM dan Sekjen ESDM.
"Saya juga sampaikan langsung kepada istri Bapak Wamen yang akan menyusul ke Bali tapi masih di Bandara Cengkareng. Saya sampaikan bapak meninggal dunia," ungkapnya.
Selanjutnya, pukul 16.30 WITA tadi, jenazah Wamen dibawa menuju Denpasar, Bali, menggunakan helikopter. (gta)
(Rani Hardjanti)